Kecerdasan Buatan Berisiko, Perlu Diatasi Segera
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), perlu diatasi dengan “rasa urgensi, persatuan dan kesatuan”.
IDXChannel - Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), perlu diatasi dengan “rasa urgensi, persatuan dan kesatuan”.
Hal ini dikatakan oleh Raja Charles dalam pidatonya di depan peserta AI Safety Summit di Inggris.
Saat pertemuan global diadakan, pemerintah Inggris mengumumkan perjanjian pertama di dunia yakni Deklarasi Bletchley tentang cara mengendalikan AI yang paling berisiko.
Dalam perjanjian tersebut, negara-negara yang menandatangani di antaranya Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.
Sementara itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) berfokus pada "kecerdasan buatan perbatasan" (frontier AI) atau bentuk teknologi yang sangat canggih dengan kemampuan yang belum diketahui.
Menjelang pertemuan tersebut, pemilik Tesla dan X, Elon Musk, yang akan hadir, mengatakan bahwa menurut dirinya AI dapat menyebabkan kepunahan umat manusia, tanpa ada rincian tentang bagaimana hal tersebut bisa terjadi di dunia nyata.
Namun, Pihak lain telah memperingatkan agar tidak berspekulasi mengenai ancaman yang mungkin terjadi di masa depan dan mengatakan bahwa dunia seharusnya fokus pada potensi risiko yang ditimbulkan oleh AI saat ini, seperti hilangnya lapangan kerja.
Dalam pidatonya, Raja Charles mengatakan bahwa mengatasi risiko AI, seperti halnya upaya memerangi perubahan iklim, perlu melibatkan diskusi antar masyarakat, pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta.
Menteri Teknologi, Michelle Donelan mengatakan ini adalah momen penting: "Kami selalu mengatakan bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat menghadapi tantangan dan risiko yang ditimbulkan oleh AI sendirian. Deklarasi penting yang terjadi menandai dimulainya upaya global baru untuk membangun kepercayaan masyarakat dengan memastikan pengembangan teknologi yang aman."
Negara-negara lain juga menekankan perlunya pendekatan global dalam mengelola teknologi.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Gina Raimondo mengatakan AS akan meluncurkan Institut Keamanan AI sendiri setelah pertemuan tersebut.
Sementara itu, Musk mengatakan dirinya tidak mengharapkan hasil kebijakan tertentu dari pertemuan tersebut, dan menyarankan bahwa penting untuk memahami masalahnya sebelum membuat peraturan.
“Harus diawali dengan wawasan sebelum melakukan pengawasan,” ujarnya.
Banyak ahli menganggap ketakutan bahwa AI dapat mengancam umat manusia adalah hal yang berlebihan.
Nick Clegg, presiden urusan global di Meta dan mantan wakil perdana Menteri, yang juga menghadiri pertemuan tersebut mengatakan masyarakat tidak boleh membiarkan “prediksi spekulatif, yang terkadang agak futuristik” mengesampingkan tantangan yang lebih mendesak.
Banyak pengamat merasa ancaman terbesar AI adalah mengotomatisasi pekerjaan manusia, dan prasangka yang ada ke dalam sistem online baru yang jauh lebih kuat.
(DKH)