Laporan Keuangan Nvidia Positif, Sahamnya Justru Anjlok 3 Persen
Nvidia melaporkan kinerja positif dengan pendapatan sebesar USD41,1 miliar, meningkat 56 persen secara tahunan. Namun, sahamnya justru anjlok 3 persen.
IDXChannel – Perusahaan teknologi raksasa, Nvidia, akhirnya merilis laporan keuangan periode Mei-Juli 2025 pada Rabu (27/8/2025). Laporan kinerja perusahaan tersebut menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu investor Wall Street sejak awal pekan ini.
Perusahaan pembuat chip AI itu melaporkan kinerja positif dengan pendapatan sebesar USD41,1 miliar, meningkat 56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi di bawah proyeksi analis sebesar USD41,3 miliar, menurut FactSet Research yang dikutip dari AP, Kamis (28/8/2025).
Sementara itu, laba Nvidia mencapai USD26,4 miliar, atau USD1,08 per saham, lebih tinggi dari prediksi analis, demikian pula total pendapatannya sebesar USD46,7 miliar, juga meningkat 56 persen dibandingkan tahun lalu.
Nvidia mengisyaratkan lebih banyak hal baik yang akan datang dengan memproyeksikan pendapatan sebesar USD54 miliar untuk periode Agustus-Oktober, sedikit di atas proyeksi analis untuk kuartal tersebut.
"Kita berada di awal pembangunan," ujar CEO Nvidia, Jensen Huang, kepada para analis dalam panggilan konferensi Rabu (27/8/2025).
Perusahaan tersebut memperkirakan USD3 triliun hingga USD4 triliun lagi akan dibelanjakan untuk inisiatif AI pada akhir dekade ini.
Meski laporan keuangan positif, saham Nvidia justru merosot 3 persen dalam perdagangan yang diperpanjang setelah laporan kuartal kedua fiskal dirilis. Hal itu menunjukkan kinerja perusahaan belum cukup untuk meredakan kekhawatiran investor.
Kekecewaan investor tidak bisa terelakan mengingat harga saham telah meningkat lebih dari 10 kali lipat selama dua setengah tahun terakhir.
"Mengatakan harga saham tersebut sempurna akan menjadi pernyataan yang sangat meremehkan," kata analis Investing.com, Thomas Monteiro.
Di sisi lain, angka-angka terbaru Nvidia yang mencakup periode Mei-Juli memperkuat persepsi bahwa penjualan prosesor perusahaan, komponen penting dalam pusat data AI yang dibangun di seluruh dunia, tidak tumbuh sekuat sebelumnya.
Selain itu, mendorong pertumbuhan Nvidia hingga mencapai nilai pasar USD5 triliun menjadi lebih sulit karena penjualan tahunan Nvidia telah melonjak dari USD44 miliar pada tahun fiskal 2024 menjadi proyeksi USD204 miliar pada tahun fiskal perusahaan saat ini yang berakhir pada Januari 2026 mendatang.
Hal ini mengakibatkan pertumbuhan pendapatan tahunan yang semakin lambat, terutama setelah pendapatan Nvidia setidaknya naik dua atau tiga kali lipat dari tahun sebelumnya dalam lima kuartal berturut-turut selama 2023 dan 2024. Pertumbuhannya telah melambat dalam empat kuartal terakhir.
Pertumbuhan kinerja Nvidia pada kuartal terakhir juga terhambat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mencegah Nvidia menjual chip AI-nya ke China. Investor telah diperingatkan sebelumnya bahwa pembatasan tersebut akan merugikan perusahaan sekitar USD8 miliar dalam penjualan dari Mei hingga Juli, sehingga tantangan tersebut sudah tercermin dalam harga saham Nvidia.
Trump kemudian mencabut pembatasan China terhadap Nvidia awal bulan ini dengan imbalan pemotongan 15 persen dari penjualan perusahaan ke negara tersebut, sebuah kompromi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan selama beberapa bulan mendatang meskipun belum jelas seberapa cepat hal itu akan terjadi.
Dalam skenario terbaik, Nvidia mungkin dapat menghasilkan USD2 miliar hingga USD5 miliar dalam penjualan chip AI ke China, menurut Colette Kress, kepala keuangan perusahaan.
(Febrina Ratna Iskana)