Technology

Lima Sistem Modifikasi Cuaca di Berbagai Negara, AS Pakai Teknologi Redupkan Matahari

Tangguh Yudha/MPI 11/01/2023 20:05 WIB

Berikut sejumlah teknologi terkini dari berbagai negara untuk modifikasi cuaca.

Lima Sistem Modifikasi Cuaca di Berbagai Negara, AS Pakai Teknologi Redupkan Matahari (Dok.MNC)

IDXChannel - Imbas adanya cuaca ekstrem membuat sejumlah negara mengerahkan teknologi untuk modifikasi cuaca

Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah bahaya besar bencana banjir, longsor, angin puting beliung, atau perubahan suhu yang drastis.

Dan berikut ini adalah metode modifikasi cuaca yang dilakukan beberapa negara, seperti China, Indonesia, hingga AS, yang telah dirangkum IDXChannel melansir dari IFF Science, Japan Times, Forbes hingga Science Alerts, Rabu (11/1/2023).

Teknik Modifikasi Cuaca di Berbagai Negara

China 

 Untuk menghadapi kekeringan, China menggunakan metode penyemaian awan untuk membawa hujan ke waduk kering di sepanjang Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia yang menyediakan air bagi ratusan juta orang.

Tekniknya bervariasi, tetapi prosesnya melibatkan penyemaian langit dengan iodida perak atau partikel kristal lainnya yang memiliki struktur mirip es di awan. Tetesan air berkumpul di sekitar kristal es di atmosfer, seperti benih untuk meneteskan tetesan hujan.


Amerika Serikat


Amerika Serikat mengatasi cuaca ekstrem dengan cara meredupkan matahari. Proyek ambisius ini akan dilakukan menggunakan metode geoengineering. Nantinya, sinar matahari akan dihalangi sehingga suhu panas bisa diredam dan Bumi bisa selamat.

Amerika melalui SCoPEx akan menghabiskan USD3 juta (Rp 47,2 miliar) untuk menguji model dengan meluncurkan balon yang dapat dikemudikan di barat daya AS sejauh 20 kilometer ke stratosfer. Balon nantinya akan melepaskan partikel kecil kalsium karbonat untuk menutup atau meredupkan sinar Matahari.


Rusia


Pemerintah Rusia pernahmenghabiskan USD1,3 juta atau Rp 20 miliar untuk mencegah hujan di hari libur Hari Buruh Internasional beberapa tahun lalu. Kontraktor yang disewa oleh pemerintah Rusia melakukanya dengan teknik yang dikenal sebagai penyemaian awan.

Beberapa bahan kimia diluncurkan ke awan dalam upaya untuk menyebabkan presipitasi lebih awal dari yang diperkirakan. Idenya adalah bahwa hujan dapat dipaksa keluar di tempat-tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu, membuat daerah lain menjadi kering.


Jepang


Jepang juga menjadi salah satu negara yang berupaya memajukan teknologi hujan buatan untuk membantu mengurangi kekurangan air saat curah hujan sangat rendah. Di Tokyo, otoritas setempat memasang generator hujan buatan dengan tujuan meningkatkan jumlah air yang disimpan di bendungan selama musim kering.


Salah satunya didirikan di dalam gudang yang baru dibangun di dekat Bendungan Ogouchi, di hulu sistem Sungai Tama di Okutama, Tokyo barat. Pipa-pipa terbentang di sekitar tangki yang terhubung ke atap yang dapat dibuka di fasilitas tersebut, yang dijuluki Stasiun Asap Ogouchi.


Indonesia

Tidak kalah dengan negara-negara maju lainnya, Indonesia juga kerap menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi cuaca ekstrem. TMC merupakan sebuah upaya untuk menambah curah hujan atau mengurangi intensitas curah hujan di suatu daerah.

TMC di Indonesia dilakukan menggunakan pendekatan dua metode, yaitu metode mekanisme persaingan dan metode mekanisme proses lompatan. Untuk metode yang pertama dilakukan dari darat sementara yang kedua dari udara dengan melakukan penyemaian awan. 

(IND) 

SHARE