Technology

Limbah Baterai Kendaraan Listrik Bisa Jadi Powerbank, Ini Penjelasannya

M Fadli Ramadan 14/10/2022 11:32 WIB

Sayangnya, kendaraan listrik tak selalu ramah lingkungan karena baterai yang digunakan memiliki usia pakai.

Limbah Baterai Kendaraan Listrik Bisa Jadi Powerbank, Ini Penjelasannya (Foto: MNC Media)

IDXChannelKendaraan listrik tengah populer di Indonesia sejalan dengan tujuan mencapai target netral karbon pada 2060. Sayangnya, kendaraan listrik tak selalu ramah lingkungan karena baterai yang digunakan memiliki usia pakai.

Untuk saat ini, baterai kendaraan listrik dapat digunakan dalam rentang waktu lima sampai delapan tahun. Meski ada beberapa produsen yang mengeklaim baterai dapat digunakan sampai 10 tahun.

Bagaimanapun, baterai yang sudah tak bisa lagi digunakan bisa menjadi limbah yang dapat mencemari lingkungan jika tak ditangani dengan benar. Saat ini, Indonesia belum memiliki tempat pengolahan limbah, meski pemerintah sudah memiliki rencana tersebut.

“Sebenarnya untuk baterai bekas pakai kendaraan listrik sifatnya dinamis, seharusnya masih bisa dipakai untuk yang lain. Misal sel-sel yang masih bisa digunakan dapat didaur ulang menjadi power bank,” kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Budi Setiyadi saat ditemui MNC Portal di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Budi menjelaskan,limbah baterai kendaraan listrik sebenarnya tidak masuk dalam ranah Kementerian Perhubungan. Namun, tugas Kemenhub yang mengeluarkan izin laik jalan sebuah kendaraan listrik, maka ikut andil dalam pembahasan mengenai limbah baterai.

“Baterai yang sudah tidak bisa digunakan pada kendaraan listrik memang bisa dimanfaatkan lagi, mungkin untuk kebutuhan rumah tangga juga bisa,” ujar Budi.

“Tapi yang pasti akan ada pihak ketiga dan regulasi lain lagi yang akan membahas mengenai limbah baterai kendaraan listrik ini.”

Direktur Sarana Transportasi Darat Kementerian Perhubungan Danto Restyawan juga menegaskan bahwa limbah baterai kendaraan listrik juga sudah dibahas oleh beberapa Kementerian/Lembaga.

Menurutnya, jika tidak ditangani dengan tepat, maka limbah baterai akan menjadi masalah lingkungan baru di masa depan. Bahan kimia yang terdapat dalam baterai juga bisa merusak ekosistem tanah.

“Mengenai limbah baterai juga sudah dibahas bersama Menkomarves (Luhut Binsar Panjaitan), ini memang harus dipikirkan,” ujar Danto kepada MNC Portal.

“Tapi, saya punya rekan namanya Tomy Huang dari Sentul. Dia sedang meriset untuk mengambil sel-sel yang rusak saja lalu diganti dengan yang baru, jadi nantinya tak perlu membeli satu baterai baru yang utuh.”

Danto menjelaskan bahwa hal ini terus dibahas oleh Menkomarves dan Kementerian ESDM, yang akan diterbitkan regulasi baru mengenai pengolahan limbah dan siapa yang akan bertanggung jawab atas itu.

(DES)

SHARE