Malaysia Mungkin Gandeng Huawei Bangun Jaringan 5G, AS dan UE Beri Peringatan
Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) memperingatkan Malaysia tidak bekerja sama dengan Huawei terkait pengembangan jaringan 5G.
IDXChannel - Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) memperingatkan Malaysia tidak bekerja sama dengan Huawei terkait pengembangan jaringan 5G. UE dan AS mengatakan langkah itu dapat mengancam keamanan nasional dan investasi asing di Malaysia.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (2/5/2023), Malaysia saat ini sedang meninjau ulang kerja sama dengan Ericsson senilai USD2,5 miliar. Hal itu membuka kemungkinan Huawei berpartisipasi dalam proyek 5G di Malaysia.
Sebelumnya, Ericsson mengungguli Huawei dan Nokia dan memenangkan tender pengembangan jaringan 5G di Malaysia. Namun, Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang terpilih akhir tahun lalu mengatakan pihaknya akan meninjau ulang proyek tersebut.
Peluncuran teknologi 5G di Malaysia telah mundur beberapa kali. Rencana tersebut terhambat isu harga dan transparansi.
"Pejabat senior di Washington setuju dengan pandangan saya bahwa mengubah kondisi yang ada sekarang akan merusak daya saing industri, menghambat pertumbuhan 5G di Malaysia, dan merusak citra ramah bisnis Malaysia di mata internasional," tulis Duta Besar AS untuk Malaysia Brian McFeeters dalam salah satu suratnya kepada pihak pemerintah.
"Mengizinkan pemasok yang tidak bisa dipercaya membuat infrastruktur Malaysia rawan risiko keamanan nasional,” lanjutnya.
Sikap AS tersebut pertama kali dilaporkan the Financial Times. Selain duta besar AS, perwakilan UE di Malaysia juga mengirimkan surat bernada serupa.
Huawei, Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur, Delegasi Uni Eropa untuk Malaysia dan Kementerian Komunikasi dan Digital Malaysia tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. (WHY)