Technology

Misi Istimewa Rusia Gagal, Pesawat Antariksa Luna 25 Jatuh di Bulan

Wahyu Sibarani 21/08/2023 09:13 WIB

Misi istimewa luar angkasa Rusia berakhir tragis setelah pesawat antariksa Luna 25 jatuh di permukaan Bulan ketika akan mendarat. 

Misi Istimewa Rusia Gagal, Pesawat Antariksa Luna 25 Jatuh di Bulan. Foto: Reuters

IDXChannel - Misi istimewa luar angkasa Rusia berakhir tragis setelah pesawat antariksa Luna 25 jatuh di permukaan Bulan ketika akan mendarat. 

Insiden itu disebutkan sebagai pukulan yang sangat menyakitkan untuk Rusia, mengingat ekspektasi dan keistimewaan dari misi tersebut.

Peristiwa tragis ini diketahui bermula saat Badan Penerbangan dan Antariksa Rusia atau Roscosmos mengalami gangguan komunikasi dengan pesawat antariksa robotik tersebut. Gangguan terjadi pada Sabtu (19/8/2023) malam waktu setempat. 

"Upaya kontak kembali dilaukan pada 19 dan 20 Agustus 2023 untuk menemukan dan mengadakan kontak dengan pesawat. Sayangnya hal itu tidak berhasil dilakukan," tulis keterangan resmi Roscosmos, dikutip dari CNN.

Disebutkan juga sebelum terjatuh di permukaan Bulan, Luna 25 melaporkan adanya situasi darurat saat mencoba memasuki orbit prapendaratan di Bulan. Saat itu menurut Roscosmos, kondisi darurat tersebut tidak memungkinkan Luna 25 melakukan manuver dengan parameter yang telah ditentukan.

Menurut analisa awal, Luna 25 telah beralih mode terbang ke off-design orbit sebelum jatuh di Bulan. Hanya saja tidak diketahui apa yang membuat Luna 25 bisa berada dalam kondisi darurat dan jatuh di permukaan satelit Bumi itu.

Untuk mencari jawaban peristiwa tersebut, Roscosmos sudah membentuk komisi khusus.

Diketahui Luna 25 pertama kali diluncurkan dari Vostochny Cosmodrome, Rusia pada 10 Agustus 2023. Pesawat antariksa robotik tersebut diharapkan bisa menyempurnakan sejarah pesawat antariksa Rusia sebelumnya, Luna 24 yang pernah mendarat di Bulan pada 18 Agustus 1976.

Pesawat ruang angkasa itu dimaksudkan untuk menyelesaikan misi pendaratan bulan pertama Rusia dalam 47 tahun. Pendarat bulan terakhir negara itu, Luna 24, mendarat di permukaan bulan pada 18 Agustus 1976.

Wahana Luna 25 diluncurkan dari Kosmodrom Vostochny di Oblast Amur Rusia pada 10 Agustus, mengatur kendaraan dalam perjalanan cepat ke bulan.

Lintasan Luna 25 memungkinkannya melampaui pendarat bulan Chandrayaan-3 India, yang diluncurkan pada pertengahan Juli, dalam perjalanan ke permukaan bulan.

Diharapkan setelah sampai di Bulan, Luna 25 akan digunakan oleh Rusia untuk mempelajari kondisi komposisi tanah, eksosfer, dan atmosfer yang ada di Bulan. Direncanakan Luna akan tinggal selama satu tahun setelah misi pendaratan berhasil dilakukan.

Untuk kepentingan penelitian, Luna 25 dilengkapi dengan delapan alat canggih yang salah satunya adalah spektrometer. Alat ini digunakan untuk mempelajari tanah Bulan dan mendeteksi air permukaan.

Jadi tidak heran jika misi Luna 25 merupakan pekerjaan yang sangat penting buat Rusia. Luna 25 diyakini sebagai bukti keunggulan teknologi robot Rusia yang bisa dgunakan untuk mengeksplorasi Bulan.

Jika berhasil, Luna 25 akan jadi sejarah baru Rusia untuk program luar angkasa. Hal itu tentu akan jadi penyemangat buat Rusia mengingat sebelumnya eksplorasi luar angkasa yang dijalankan Rusia terus mendapatkan masalah berat.

"Mereka mengalami banyak masalah dengan kontrol kualitas, korupsi, dengan pendanaan," kata Victoria Samson, analis dari Secure World Foundation.

Di sisi lain, kegagalan Luna 25 justru mendapatkan simpati besar dari komunitas luar angkasa. Thomas Zurbuchen, mantan Head of Science NASA menulis di media sosial bahwa tidak seorang pun di industri ini berharap buruk pada penjelajah lain.

“Kami diingatkan bahwa mendarat di benda langit apapun sama sekali tidak mudah,” cuitnya melalui akun X miliknya. (RNA)  

SHARE