Nvidia dan AMD Akan Bayar 15 Persen Penjualan Chip China ke AS
Raksasa chip Nvidia dan AMD telah sepakat untuk membayar pemerintah AS sebesar 15 persen dari pendapatan China
IDXChannel - Raksasa chip Nvidia dan AMD telah sepakat untuk membayar pemerintah AS sebesar 15 persen dari pendapatan China, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengamankan lisensi ekspor ke China.
Dilansir dari laman BBC Senin (11/8/2025), AS sebelumnya telah melarang penjualan chip canggih yang digunakan di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (AI) ke China di bawah kendali ekspor yang biasanya terkait dengan masalah keamanan nasional.
Para pakar keamanan, termasuk beberapa yang bertugas selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump baru-baru ini menulis surat kepada pemerintah yang menyatakan kekhawatiran mendalam bahwa chip H20 Nvidia merupakan akselerator ampuh bagi kemampuan AI China.
Nvidia mengatakan kepada BBC: "Kami mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah AS untuk partisipasi kami di pasar dunia," ujarnya.
"Meskipun kami belum mengirimkan H20 ke China selama berbulan-bulan, kami berharap aturan pengendalian ekspor akan memungkinkan Amerika bersaing di China dan di seluruh dunia," kata dia.
AMD tidak segera menanggapi permintaan komentar. Gedung Putih pun menolak berkomentar. Berdasarkan perjanjian tersebut, Nvidia akan membayar 15 persen dari pendapatannya dari penjualan chip H20 di China kepada pemerintah AS.
AMD juga akan memberikan 15 persen dari pendapatan yang dihasilkan dari penjualan chip MI308 di China kepada pemerintahan Trump, yang pertama kali dilaporkan oleh Financial Times.
Chip H20 dikembangkan khusus untuk pasar China setelah pembatasan ekspor AS diberlakukan oleh pemerintahan Biden pada tahun 2023. Penjualannya secara efektif dilarang oleh pemerintahan Trump pada bulan April tahun ini.
CEO Nvidia Jensen Huang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan melobi kedua belah pihak untuk memulai kembali penjualan chip tersebut di China. Ia juga dilaporkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump minggu lalu.
"Anda memiliki masalah keamanan nasional atau tidak," kata Deborah Elms, Kepala Kebijakan Perdagangan di Hinrich Foundation.
"Jika Anda memiliki pembayaran 15 persen, itu tidak serta merta menghilangkan masalah keamanan nasional," kata dia.
Dalam surat bulan lalu kepada Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, sekelompok 20 spesialis keamanan mengatakan bahwa meskipun pembeli terbesar chip H20 Nvidia adalah perusahaan sipil di Chiba, mereka memperkirakan chip tersebut digunakan oleh militer.
Mereka menulis: "Chip yang dioptimalkan untuk inferensi AI tidak hanya akan mendukung produk konsumen atau logistik pabrik; chip ini akan memungkinkan sistem senjata otonom, platform pengawasan intelijen, dan kemajuan pesat dalam pengambilan keputusan di medan perang," tutur mereka.
Dalam sebuah pernyataan kepada BBC, Nvidia mengatakan Amerika tidak dapat mengulangi 5G dan kehilangan kepemimpinan telekomunikasi. "Tumpukan teknologi AI Amerika dapat menjadi standar dunia jika kita berlomba," katanya.
Charlie Dai, wakil presiden dan analis utama di firma riset global Forrester, mengatakan kesepakatan untuk menyerahkan 15 persen penjualan cip China kepada pemerintah AS dengan imbalan lisensi ekspor belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kesepakatan ini menggarisbawahi tingginya biaya akses pasar di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan teknologi, yang menciptakan tekanan finansial yang substansial dan ketidakpastian strategis bagi vendor teknologi," tutur dia.
Dimulainya kembali penjualan cip ke China terjadi seiring meredanya ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington.
Beijing telah melonggarkan kontrol ekspor tanah jarang, sementara AS telah mencabut pembatasan terhadap perusahaan perangkat lunak perancang cip yang beroperasi di China.
Pada bulan Mei, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia menyepakati gencatan senjata selama 90 hari dalam perang tarif mereka.
Sejak itu, para pejabat tinggi perdagangan dari kedua belah pihak telah bertemu beberapa kali, meskipun kesepakatan untuk memperpanjang jeda tarif belum dikonfirmasi menjelang batas waktu 12 Agustus.
Sebagai bagian dari kebijakan perdagangannya, Trump telah menekan perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan lebih banyak investasi di AS.
Pekan lalu, Apple mengatakan akan menginvestasikan USD100 miliar (£74,4 miliar) lagi di negara tersebut, menambah janji sebelumnya untuk menginvestasikan USD500 miliar di AS selama empat tahun ke depan.
Lalu pada bulan Juni, produsen cip memori Micron Technology mengatakan rencana investasinya di AS akan mencapai total USD200 miliar. Jumlah tersebut termasuk pembangunan fasilitas manufaktur baru di Idaho.
Nvidia sendiri telah mengumumkan rencana untuk membangun server AI di AS senilai hingga USD500 miliar, dan berjanji untuk membangun superkomputer AI pertama yang sepenuhnya buatan Amerika.
Sementara itu, Wall Street Journal melaporkan bahwa pimpinan Intel akan bertemu dengan Trump di Gedung Putih setelah presiden tersebut meminta pengunduran dirinya segera karena hubungannya dengan China.
(kunthi fahmar sandy)