Technology

OpenAI Kembangkan Fitur Belanja Online di ChatGPT

Wahyu Dwi Anggoro 18/07/2025 09:18 WIB

OpenAI mengembangkan ChatGPT agar penguna dapat lebih mudah melakukan belanja online di chatbot tersebut.

OpenAI Kembangkan Fitur Belanja Online di ChatGPT. (Foto: Freepik)

IDXChannel - OpenAI mengembangkan ChatGPT agar penguna dapat lebih mudah melakukan belanja online di chatbot tersebut.

Dilansir dari India Today pada Jumat (18/7/2025), perusahaan ini dilaporkan sedang mengembangkan sistem pembayaran dan checkout yang memungkinkan pengguna membeli produk langsung lewat chatbot tersebut. 

Langkah ini dapat menciptakan aliran pendapatan baru bagi OpenAI dengan mengenakan komisi untuk setiap pesanan yang masuk melalui platformnya. Bagi pedagang, ini berarti membayar biaya untuk setiap penjualan yang dilakukan di dalam ChatGPT, seperti halnya platform e-commerce lainnya.

Saat ini, saran produk di ChatGPT disajikan sebagai tautan yang dapat diklik yang mengarahkan pengguna ke situs web peritel eksternal. Namun dengan sistem yang direncanakan ini, OpenAI ingin agar pengguna tetap berada di dalam platform dari awal hingga akhir—dari penemuan hingga pembelian. 

Menurut laporan Financial Times, OpenAI bekerja sama dengan mitra seperti Shopify, yang menyediakan teknologi backend yang dibutuhkan untuk mewujudkan integrasi semacam ini.  

Fitur ini masih dalam tahap pengembangan, sehingga bentuk akhirnya mungkin akan berubah.

Pergeseran ke e-commerce ini menunjukkan bagaimana OpenAI ingin mendiversifikasi pendapatannya. Meskipun ChatGPT Plus dan layanan premium lainnya menghasilkan pendapatan yang stabil, sebagian besar pengguna masih berlangganan versi gratis. 

Ada juga sisi periklanan di balik semua ini. Meskipun OpenAI menyatakan tidak berencana untuk menjual penempatan di hasil ChatGPT, gagasan optimalisasi AI —atau AIO—sudah mulai menguat. Serupa dengan SEO, merek dan pemasar sedang menguji cara untuk membuat produk mereka lebih sering muncul di hasil yang dihasilkan AI. 

Tingkat pendapatan OpenAI dilaporkan telah mencapai USD10 miliar per Juni 2025, tetapi perusahaan tersebut masih merugi sekitar USD5 miliar tahun lalu. (Wahyu Dwi Anggoro)

>
SHARE