Osiris Rex Milik NASA Bawa Sampel Asteroid ke Bumi
Kapsul Osiris-Rex milik NASA akan meluncur ke atmosfer bumi pada hari Minggu dengan kecepatan lebih dari 15 kali kecepatan peluru senapan.
IDXChannel - Kapsul Osiris-Rex milik NASA akan meluncur ke atmosfer bumi pada hari Minggu dengan kecepatan lebih dari 15 kali kecepatan peluru senapan.
Benda ini akan membuat bola api di langit saat melakukannya, namun pelindung panas dan parasut akan memperlambat penurunan dan membawanya mendarat dengan perlahan di Gurun Barat Utah.
Kapsul tersebut membawa muatan berharga, berupa segenggam debu yang diambil dari asteroid Bennu, batuan luar angkasa seukuran gunung yang menjanjikan pertanyaan paling mendalam: Dari mana kita berasal?
“Saat kita mendapatkan kembali asteroid Bennu seberat 250 gram (9oz) ke Bumi, kita akan melihat material yang sudah ada sebelum planet kita, bahkan mungkin beberapa butir yang sudah ada sebelum Tata Surya kita,” kata Prof Dante Lauretta, peneliti utama di bidang tersebut, dikutip dari BBC, Sabtu (23/9/2023).
Prof Dante menuturkan, bahwa timnya mencoba mencari tahu asal terciptanya bumi, seperti dari mana lautan memperoleh air hingga molekul organik yang membentuk kehidupan di Bumi.
Pemikiran umum adalah bahwa banyak komponen kunci yang dikirim ke planet kita pada awal sejarahnya melalui hujan asteroid yang bertabrakan, dimana banyak di antaranya kemungkinan seperti Bennu.
Para insinyur telah memerintahkan penyesuaian akhir pada lintasan pesawat ruang angkasa Osiris-Rex, yang tersisa hanyalah membuat keputusan "go, no-go" untuk melepaskan kapsul tersebut agar jatuh ke Bumi akhir pekan ini.
Pencarian untuk memperoleh pecahan Bennu dimulai pada tahun 2016, ketika NASA meluncurkan wahana Osiris-Rex menuju objek selebar 500m (1.640 kaki).
Butuh waktu dua tahun untuk mencapai tubuh tersebut dan dua tahun lagi untuk pemetaan sebelum tim misi dapat dengan yakin mengidentifikasi lokasi di permukaan batuan luar angkasa untuk mengambil sampel “tanah”.
Bennu mungkin mengandung banyak air sebanyak 10 persen beratnya yang terikat dalam mineralnya. Para ilmuwan akan mencari tahu apakah rasio berbagai jenis atom hidrogen di perairan ini serupa dengan rasio di lautan di Bumi.
Jika, seperti diyakini beberapa ahli, masa awal Bumi begitu panas sehingga kehilangan banyak air, maka menemukan kecocokan H₂O dengan Bennu akan memperkuat gagasan bahwa pemboman asteroid di kemudian hari penting dalam menyediakan volume bagi lautan kita.
Bennu mungkin juga mengandung sekitar 5-10% berat karbon. Di sinilah letak banyak ketertarikannya. Seperti kita ketahui, kehidupan di planet kita didasarkan pada kimia organik.
(DKH)