Penjualan Tesla di Eropa Anjlok Hampir 50 Persen, BYD Kuasai Pangsa Pasar
Penjualan Tesla di Eropa hampir turun setengahnya di Oktober 20205, sementara pesaingnya dari China, BYD, lebih unggul dalam penjualan dan meraih pangsa pasar.
IDXChannel - Penjualan Tesla di Eropa hampir turun setengahnya di Oktober 20205, sementara pesaingnya dari China, BYD, lebih unggul dalam penjualan dan meraih pangsa pasar yang lebih besar di wilayah tersebut.
Tesla Inc (NASDAQ:TSLA) mencatatkan 6.964 mobil baru di Uni Eropa, kawasan perdagangan bebas Euro, dan Inggris, pada Oktober, turun 48,5 persen secara tahunan, menurut data dari Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA) dilansir dari Investing, Selasa (25/11/2025).
Pangsa pasar Tesla di wilayah tersebut merosot menjadi 0,6 persen pada Oktober dari 1,3 persen pada tahun sebelumnya.
Sebaliknya, produsen kendaraan listrik China, BYD Co Ltd (HK:1211), menjual 17.470 kendaraan di wilayah tersebut pada Oktober, naik 206,8 persen secara tahunan.
Perusahaan ini juga memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, yaitu 1,6 persen.
Secara keseluruhan, penjualan mobil pada Oktober tumbuh 4,9 persen menjadi 1,09 juta unit, dengan kendaraan listrik hibrida tetap menjadi pangsa pasar terbesar.
BYD memiliki keunggulan dibandingkan Tesla karena juga menjual kelas kendaraan populer, di samping penawaran EV dengan baterai yang bertenaga.
Penjualan EV hibrida tumbuh 7,5 persen pada Oktober menjadi 373.171 unit.
Penjualan Tesla di Eropa terus menurun sejauh ini pada 2025, dengan data pada Selasa menunjukkan awal yang lemah di kuartal keempat.
Persaingan yang semakin ketat, bersama dengan penolakan yang terus berlanjut atas afiliasi politik CEO Elon Musk, menggerogoti penjualan tahun ini.
Perombakan jajaran produk Tesla baru-baru ini, yang mencakup versi murah baru dari Model Y dan Model 3, juga tidak banyak mendorong permintaan. Perusahaan juga menghadapi hambatan penjualan di pasar-pasar utama lainnya, terutama China.
Di sisi lain, BYD telah meningkatkan upaya ekspansi internasionalnya dengan pesat, dengan penjualan ke Eropa terus berlanjut meskipun blok tersebut memberlakukan pajak impor yang tinggi pada kendaraan listrik China pada 2024.
Namun, BYD berhasil menghindari tarif tersebut dengan produk hibrida plug-in-nya.
(Febrina Ratna Iskana)