PLN Baru akan Bangun SPKLU Jika 20 Mobil Listrik Terjual
PT PLN (Persero) menegaskan, pendirian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mengacu pada penjualan mobil listrik.
IDXChannel - PT PLN (Persero) menegaskan, pendirian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mengacu pada penjualan mobil listrik. Hal itu tertuang dalam roadmap perseroan.
"Kami membuat roadmap berapa banyak mobil yang proyeksinya 2034 bisa 30 ribu unit misalnya. Sedangkan angka kami 1 banding 20, jadi kalau ada 20 mobil listrik terjual kami baru pasang satu charging station," kata Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti di ICE BSD City, Tangerang, belum lama ini.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam mendirikan SPKLU adalah lahan.
Lebih lanjut, Edi memastikan PLN akan terus memantau perkembangan mobil listrik di Indonesia. Sehingga, bisa mempercepat pembangunan SPKLU untuk mempermudah masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik.
"Namun nanti kita akan lihat perkembangannya, kita akan evaluasi. Alasan angka 1 banding 20 itu, orang pengguna EV dengan mobil konvensional itu berbeda. Kalau pengguna ICE untuk energi harus datang ke SPBU. Kalau pengguna EV, bisa ngecas dirumah," kata Edi.
"Tapi kapan dia perlukan SPKLU? Saat perjalanan jauh ataupun dia lupa mengisi dayanya di rumah," kata dia.
Oleh sebab itu, PLN menggunakan metode tersebut dalam membangun SPKLU di suatu wilayah di Indonesia. Mengingat saat pembelian mobil listrik, mereka akan mendapatkan gratis wall mount charger dari produsen dan bebas biaya pemasangan listrik baru dari PLN.
"Namun pada dasarnya mereka masih mengisi daya di rumah. Jadi perbandingan populasi mobil listrik dengan SPKLU berbeda dari yang ICE dengan SPBU," ujar Edi.
Sebagai informasi, PLN sudah membangun 1.299 SPKLU yang tersebar di 879 titik di seluruh Indonesia yang beroperasi 24 jam. Pengisian daya tersebut juga ditawarkan dalam tiga jenis, yaitu CCS2 dan Chademo, serta AC yang bisa digunakan untuk motor.
Daya listrik yang disediakan pada SPKLU PLN, untuk AC Type 2 hanya berkisar 7-22 kW. Sedangkan pengisian daya cepat atau DC mukai dari 60 kW sampai yang tertinggi 200 kW untuk ultra-fast charging.
(YNA)