Technology

Sektor Teknologi China Kehilangan Rp16.600 Triliun akibat Aksi Keras Regulator

Wahyu Dwi Anggoro 12/07/2023 16:56 WIB

Nilai pasar industri teknologi China tergerus sebanyak USD1,1 triliun atau Rp16.600 triliun

Sektor Teknologi China Kehilangan Rp16.600 Triliun akibat Aksi Keras Regulator. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai pasar industri teknologi China tergerus sebanyak USD1,1 triliun atau Rp16.600 triliun sejak tindakan keras pemerintah terhadap sektor ini dimulai dua tahun lalu.

Dilansir dari Reuters pada Rabu (12/7/2023), investor kini berharap aturan ketat yang menghambat pertumbuhan sektor teknologi China sejak akhir 2020 akan mulai dilonggarkan. People's Bank of China (PBOC) baru-baru ini mengindikasikan pihak berwenang akan mengubah arah kebijakan.

Bank sentral mengatakan sebagian besar masalah di sektor teknologi China telah diperbaiki. Para regulator akan mengalihkan fokus mereka ke industri secara keseluruhan daripada perusahaan tertentu.

Beijing hari ini memberikan  pujian terhadap Tencent Holdings dan Alibaba Group atas kontribusi mereka terhadap inovasi teknologi China. Pernyataan tersebit dianggap sebagai tanda bahwa pihak berwenang mulai melunak.

Penawaran umum perdana (IPO) Ant Group senilai USD37 miliar pada November 2020 fianggap sebagai pemicu awal tindakan keras regulator. Perusahaan teknologi keuangan itu terafiliasi dengan Alibaba.

Sejak itu, sekitar USD1,1 triliun telah hilang dari kapitalisasi pasar Alibaba, Tencent, Meituan, Baidu dan JD. Harga saham lima perusahaan teknologi top China anjlok antara 40,4% hingga 71% selama rentang waktu tersebut.

Saham-saham teknologi di Hong Kong telah menguat 4,1% sejak Senin karena investor berharap peraturan yang longgar dapat meningkatkan pendapatan. Namun, beberapa analis mengeluarkan nada kehati-hatian.

"Perusahaan teknologi mega-cap akan mengalokasikan pengeluaran modal dalam jumlah yang semakin besar untuk mengembangkan teknologi dan produk AI generatif di tengah lingkungan eksternal yang tidak bersahabat yang berpotensi memengaruhi profitabilitas," kata Redmond Wong, ahli strategi Saxo Markets di Hong Kong.

Demam kecerdasan buatan (AI) dipicu kesuksesan ChatGPT yang dibuat OpenAI dengan dukungan Microsoft. Beberapa perusahaan China ikut mengembangkan teknologi serupa. (WHY)

SHARE