Technology

TikTok Disebut Bakal Upgrade Fitur, Bisa Sambil Googling

Rianita Anggraini/Magang 22/09/2023 15:49 WIB

TikTok disebut sedang menguji fitur baru yang menggabungkan Google Search (Penelusuran Google) ke dalam hasil penelusuran pada aplikasinya.

TikTok Disebut Bakal Upgrade Fitur, Bisa Sambil Googling. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - TikTok disebut sedang menguji fitur baru yang menggabungkan Google Search (Penelusuran Google) ke dalam hasil penelusuran pada aplikasinya.

Melansir TechCrunch, pengujian tersebut ditemukan oleh peneliti aplikasi Radu Oncescu, menunjukkan sebuah kotak kecil di tengah halaman pencarian TikTok yang mengundang pengguna untuk mencari istilah yang sama di Google.

Seorang juru bicara TikTok mengonfirmasi kepada Business Insider bahwa fitur Google Penelusuran adalah salah satu penggabungan pihak ketiga yang saat ini sedang diuji oleh aplikasi tersebut di beberapa pasar.

Pada pertengahan September, The Verge melaporkan bahwa TikTok juga melakukan uji coba dengan memasukkan entri Wikipedia langsung ke dalam hasil pencariannya.

Ini mengindikasikan, aplikasi tersebut memiliki ambisi untuk menjadi toko serba ada untuk apapun yang ingin dilakukan pengguna secara online, bukan sekadar tempat penyimpanan video yang viral.

Meskipun saat ini hanya sebuah uji coba, penyertaan Google Search menarik karena beberapa alasan.

Salah satu contohnya adalah tahun lalu seorang eksekutif Google yang menjalankan divisi Pengetahuan & Informasi perusahaan tersebut mengamati bahwa pengguna muda yang pernah menggunakan Google kini beralih ke TikTok dan Instagram untuk mencari di internet.

“Kami terus belajar, berulang kali, bahwa pengguna internet baru tidak memiliki ekspektasi dan pola pikir seperti yang biasa kami lakukan,” kata Prabhakar Raghavan, wakil presiden senior Google, dikutip dari techcrunch.com, Jumat (22/9).

“Dalam penelitian kami, hampir 40% anak muda, ketika mereka mencari tempat untuk makan siang, mereka tidak membuka Google Maps atau Penelusuran.” Lanjutnya.

Meskipun pihak Raghavan tidak dapat membuktikan angka rata-rata tersebut, perubahan perilaku merupakan perubahan besar dibandingkan cara orang menggunakan internet selama bertahun-tahun.

Aplikasi sosial telah menyita sebagian besar waktu penggunanya dan tidak berlebihan jika kita membayangkan bahwa generasi muda tidak perlu meninggalkan TikTok ketika mencari sesuatu.

Perlu dicatat bahwa pengamatan Raghavan juga mendukung argumen hukum Google bahwa bisnis pencariannya memiliki banyak persaingan yang sehat.

Perusahaan tersebut saat ini menghadapi Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) dalam persidangan antimonopoli yang diperkirakan akan berlangsung selama berbulan-bulan.

Mengutip NPR (12/9/2023), Departemen Kehakiman AS berpendapat, Google menyalahgunakan kekuasaannya sebagai monopoli untuk mendominasi bisnis mesin pencari (search engine). Ini adalah kasus monopoli besar pertama pemerintah AS yang diadili dalam beberapa dekade terakhir dan yang pertama di era internet modern. (ADF)

SHARE