Toyota Siapkan Mobil Listrik Anyar, Diklaim Dapat Menjelajah Sejauh 1.000 Km
Toyota mengumumkan akan menghadirkan sebuah kendaraan listrik dengan teknologi baru.
IDXChannel - Sejumlah produsen kendaraan kini berlomba-lomba untuk menghadirkan kendaraan listrik dengan teknologi dan inovasi baru, salah satunya mengenai jarak tempuh kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Saat ini, opsi teratas kendaraan listrik dari brand Mercedes, BMW dan Tesla, semuanya menggembar-gemborkan perkiraan jangkauan bisa lebih dari 350 mil atau sekitar 563 kilometer.
Namun baru-baru ini, Toyota mengumumkan akan menghadirkan sebuah kendaraan listrik dengan teknologi baru.
Seperti yang dilansir dari laman Engadget, Selasa (13/6/2023), Toyota berani mengklaim akan mengubah masa depan mobil. Perusahaan asal Jepang itu dikabarkan akan membuat mobil listrik masa depan yang bisa mencapai sekitar 621 mil atau sekitar 1.000 km.
Menurut Toyota, perusahaan akan mencapai rencana tersebut melalui integrasi baterai generasi baru dan teknologi sonik. Pihaknya berencana untuk meluncurkan jajaran kendaraan listrik tersebut pada 2026.
Sebelumnya, Toyota sudah menawarkan SUV All electric bZ4X yang bisa menempuh jarak sekitar 270 mil atau 434 kilometer dalam sekali pengisian daya, dengan harga mulai dari USD42.000 atau sekitar Rp624 juta.
Sementara itu, Toyota juga berencana untuk merilis mobil listrik generasi berikutnya untuk merek mewahnya, yakni Lexus dalam jangka waktu yang sama.
Sebagai informasi, Toyota pertama kali mulai berinvestasi secara aktif untuk kendaraan masa depan pada 2016. Setelah itu, sejak Maret 2023 lalu, Toyota telah mengalihkan sekitar setengah dari staf R&D dan pengeluarannya ke pekerjaan pengembangan lanjutannya.
Kemudian, pada Mei 2023, Toyota meluncurkan BEV Factory, ruang yang dirancang khusus untuk inovasi teknologi baterai kendaraan listrik.
Tidak hanya itu, Toyota juga telah mengadopsi giga casting, pengguna mesin die casting aluminium bertekanan tinggi, untuk membuat suku cadang mobil yang lebih besar. Alat tersebut pertama kali digunakan oleh Tesla untuk langkah menurunkan biaya produksi.
(FAY)