Technology

Waspada, Aktivitas Kejahatan Dunia Maya di Telegram Naik 53 Persen pada 2024

Nur Ichsan Yuniarto 03/07/2024 16:21 WIB

Aktivitas kejahatan dunia maya di platform Telegram naik 53 persen pada 2024.

Aktivitas kejahatan dunia maya di platform Telegram naik 53 persen pada 2024. (Kaspersky)

IDXChannel - Aktivitas kejahatan dunia maya di platform Telegram naik 53 persen pada 2024. Hal ini dibeberkan tim Kaspersky Digital Footprint Intelligence.

Analis di Kaspersky Digital Footprint Intelligence Alexei Bannikov mengatakan, kenaikan angka kejahatan dunia maya ini ditemukan setelah pihaknya melakukan analisis saluran bayangan Telegram.

"Temuan mengungkapkan tren yang meresahkan, penjahat dunia maya semakin banyak menggunakan Telegram sebagai platform untuk aktivitas pasar underground," kata Alexei Bannikov lewat keterangan tertulisnya, Rabu (3/7/2024).

Dia menambahkan, penjahat dunia maya secara aktif mengoperasikan saluran dan grup di Telegram yang didedikasikan untuk mendiskusikan skema penipuan, mendistribusikan database yang bocor, dan memperdagangkan berbagai layanan kriminal.

"Seperti pencairan dana, pemalsuan dokumen, layanan serangan DDoS, dan banyak lagi. Menurut data Digital Footprint Intelligence Kaspersky, volume postingan semacam itu melonjak sebesar 53 persen pada Mei-Juni 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata dia.

Alexei Bannikov menambahkan, meningkatnya kejahatan di Telegram dari komunitas penjahat dunia maya didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, Telegram ini sangat populer, karena secara umum audiensnya telah mencapai 900 juta pengguna bulanan.

"Kedua, Telegram  sebagai pengirim pesan paling aman dan independen yang tidak mengumpulkan data pengguna apa pun, sehingga memberikan rasa aman dan impunitas bagi pelaku ancaman," katanya.

"Selain itu, menemukan atau membuat komunitas di Telegram relatif mudah, dan dikombinasikan dengan faktor-faktor lain, memungkinkan berbagai saluran, termasuk saluran penjahat dunia maya, untuk mengumpulkan audiens dengan cepat," kata dia.

Dia melanjutkan, penjahat dunia maya yang beroperasi di Telegram umumnya menunjukkan kecanggihan dan keahlian teknis yang lebih rendah dibandingkan dengan komunitas di forum dark web yang lebih terbatas dan terspesialisasi.

Sehingga, kata dia, banyak penipu di dunia kriminal siber Telegram yang cenderung menipu sesama anggota komunitasnya.

"Hal ini disebabkan rendahnya hambatan masuk ke komunitas bayangan Telegram," katanya.

Lebih lanjut Alexei Bannikov mengatakan, telegram telah muncul sebagai platform berkumpulnya berbagai peretas. Hal ini Karena basis penggunanya yang luas dan distribusi konten yang cepat melalui saluran Telegram.

"Para peretas menganggap platform ini sebagai alat yang mudah digunakan untuk memicu serangan DDoS dan metode merusak lainnya terhadap infrastruktur yang ditargetkan. Selain itu, mereka dapat melepaskan data curian dari organisasi yang diserang ke domain publik menggunakan saluran bayangan," kata dia.

(NIY)

SHARE