"SMBC Indonesia tetap fokus mempertahankan NIM yang sehat di tengah suku bunga kredit yang kompetitif, kenaikan biaya pendanaan, dan volatilitas pasar yang terus berjalan," tutur Henoch Munandar.
Penyaluran kredit hingga September 2025 mencapai Rp186,2 triliun, atau meningkat 6 persen yoy dari Rp175,1 triliun pada tahun sebelumnya.
Kredit di segmen retail juga menunjukkan pertumbuhan, seperti Joint Finance (34 persen yoy), Jenius di luar Digital Mikro (8 persen yoy), dan Mikro (7 persen yoy).
Di segmen lain, kredit korporasi dan komersial meningkat 10 persen yoy, sementara piutang pembiayaan Grup OTO naik 11 persen yoy.
Adapun biaya kredit meningkat akibat kenaikan pembentukan cadangan di segmen Joint Finance, korporasi, dan komersial, serta pengakuan biaya kredit Grup OTO.