IDXChannel - PT Bank Digital BCA (Blu) meraup laba bersih sebesar Rp108 miliar sepanjang 2024. Capaian itu melonjak 135 persen dibandingkan 2023 yang tercatat Rp46 miliar.
Dalam laporan neraca bulanan Desember 2024, BCA Digital mencatatkan pendapatan bunga bersih Rp984 miliar. Namun, beban operasional naik cukup tinggi hingga Rp896 miliar, sehingga laba operasional tersisa Rp129 miliar.
Tingginya beban operasional Blu pada tahun lalu tidak terlepas akibat dari bengkaknya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau impairment. Pada akhir 2024, CKPN Blu menyentuh Rp379 miliar di samping terdapat beban lainnya yang tercatat Rp306 miliar.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano menilai, melesatnya laba bersih BCA Digital akibat dampak dari kenaikan pendapatan bunga yang mampu mengompensasi beban CKPN atau provisi. Pendapatan bunga bersih BCA Digital naik 62 persen sementara CKPN melejit hingga 287 persen.
Victor juga menyoroti pajak yang dibayarkan pada akhir tahun cukup tinggi sehingga menekan potensi laba bersih sepanjang 2024. Pada tahun lalu, BCA digital harus membayar pajak penghasilan sekitar Rp37 miliar.
"Meski kenaikan pajak menekan laba bersih pada Desember, kinerja Blu tahun lalu cukup solid seiring upaya bank menekan CIR serta meningkatkan NIM," katanya, Rabu (5/2/2025).
Bank digital milik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) itu mencatat perbaikan pada aspek Cost to Income Ratio (CIR) dari 81,2 persen pada 2023 menjadi 53 persen di 2024. Perbaikan ini dihasilkan dari margin laba bersih (Net Interest Margin atau NIM) dan pertumbuhan kredit yang cukup kuat.
Bank yang dinakhodai Lanny Budiwati itu mencatat NIM sebesar 7,3 persen, naik 180 basis poin secara tahunan. Hal ini diperoleh dari penyaluran kredit 2024 sebesar Rp6,52 triliun, tumbuh 40 persen dari 2023 sebesar Rp4,64 triliun.
Di samping itu, Blu juga mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp11,73 triliun pada 2024, naik 30 persen dari 2023 sebesar Rp8,97 triliun. DPK tersebut mempunyai komposisi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar 47,3 persen.
(Rahmat Fiansyah)