sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Begini Bentuk Dukungan LPEI Garap Potensi Ekspor di Labuan Bajo

Banking editor Anggie Ariesta
10/07/2025 15:03 WIB
Indonesia Eximbank atau LPEI terus berupaya meningkatkan daya saing produk dan jasa Indonesia di pasar global.
Begini Bentuk Dukungan LPEI Garap Potensi Ekspor di Labuan Bajo. (Foto Anggie/IMG)
Begini Bentuk Dukungan LPEI Garap Potensi Ekspor di Labuan Bajo. (Foto Anggie/IMG)

IDXChannel - Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya meningkatkan daya saing produk dan jasa Indonesia di pasar global.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 2 Tahun 2009, Indonesia Eximbank memiliki peran strategis dalam mendukung eksportir nasional melalui fasilitas Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi, dan Jasa Konsultasi.

Salah satu mandat penting yang dijalankan Indonesia Eximbank adalah Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA).

Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Tony Prianto mengatakan, program ini diberikan oleh pemerintah untuk mendukung transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, namun dianggap penting untuk menunjang kebijakan ekspor nasional.

"APBN melalui PKE memiliki noble purpose yang juga berdampak pada perekonomian nasional, antara lain peningkatan jumlah & kapasitas eksportir, perluasan pasar negara tujuan ekspor, perluasan diversifikasi & penguatan daya saing produk, peningkatan multiplier effect dari nilai ekspor, dan penciptaan peningkatan nilai devisa,” ujarnya saat Media Briefing di Meruorah Hotel Labuan Bajo, NTT, Kamis (10/7/2025).

Sejalan dengan fokus pemerintah dalam mengembangkan kawasan pariwisata di lima wilayah yang memiliki potensi dan kualitas berkelas dunia melalui program Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Indonesia Eximbank turut memberikan dukungan melalui Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo.

Program PKE ini didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 272/2022 tentang Penugasan Khusus Ekspor kepada Indonesia Eximbank untuk mendukung pengembangan infrastruktur marina dan sarana penunjang pariwisata pada destinasi pariwisata prioritas.

“Program PKE DPSP Labuan Bajo bukan hanya mendukung infrastruktur, tetapi juga membuka peluang terciptanya destinasi-destinasi wisata baru yang dapat menarik wisatawan mancanegara dan terciptanya devisa negara dari sektor pariwisata termasuk juga potensi ekspor tenun sebagai warisan budaya asal Nusa Tenggara Timur. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan pariwisata Indonesia,” kata Tony.

Plt Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis Indonesia Eximbank Maqin U Norhadi menjelaskan, dengan peran APBN melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PKE mencapai Rp13,7 triliun, program PKE telah mencatatkan akumulasi penyaluran lebih dari Rp26 triliun hingga Juni 2025. Program ini telah mendorong ekspor ke lebih dari 90 negara tujuan, menghasilkan devisa sebesar USD4,18 juta (setara Rp66,3 triliun).

“Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) merupakan wujud nyata kehadiran negara melalui Kementerian Keuangan yang disalurkan oleh Indonesia Eximbank untuk mendorong ekspor dan devisa Indonesia. Capaian dari program ini diharapkan dapat memperkuat reputasi Indonesia sebagai produsen berkualitas global, meningkatkan penerimaan devisa negara, serta menggerakkan ekosistem ekspor yang berdampak pada pembangunan dan bisnis berkelanjutan di pasar internasional,” kata Maqin.

Dukungan Fasilitas PKE DPSP Labuan Bajo merupakan kolaborasi perbankan dalam bentuk sindikasi melalui skema Blended Financing. Sehingga dengan Alokasi dana PKE dapat mendukung pembiayaan bersama perbankan dengan total lebih dari Rp1 triliun.

Menurut Maqin, kawasan Marina Labuan Bajo memiliki potensi dampak pembangunan yang sangat tinggi, terutama melalui kontribusinya dalam peningkatan devisa dari wisatawan mancanegara serta multiplier effect terhadap industri terkait, khususnya pelaku UMKM di kawasan tersebut. 

"Dukungan yang kami berikan bukan semata soal pembiayaan, tetapi tentang menciptakan dampak nyata bagi masyarakat dan perekonomian lokal. Kami ingin Labuan Bajo menjadi contoh bagaimana pariwisata dapat tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan,” kata Maqin.

Laporan Kajian Pengukuran Development Impact Program PKE pada DPSP oleh InterCAFE Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan program PKE DPSP untuk Kawasan Pariwisata Labuan Bajo telah memberikan dampak positif terhadap pembangunan baik di tingkat nasional, antara lain Kontribusi terhadap peningkatan PDB Rp437,3 miliar, Penyerapan tenaga kerja 6.536 orang, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga Rp1,48 triliun. 

Sementara itu, di tingkat regional khususnya di Kabupaten Manggarai Barat, program ini berdampak pada peningkatan jumlah penduduk bekerja hingga mencapai 17.332 orang, penurunan tingkat pengangguran sebesar 663 orang, dan penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Manggarai Barat menjadi 16,74 persen.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement