“Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) merupakan wujud nyata kehadiran negara melalui Kementerian Keuangan yang disalurkan oleh Indonesia Eximbank untuk mendorong ekspor dan devisa Indonesia. Capaian dari program ini diharapkan dapat memperkuat reputasi Indonesia sebagai produsen berkualitas global, meningkatkan penerimaan devisa negara, serta menggerakkan ekosistem ekspor yang berdampak pada pembangunan dan bisnis berkelanjutan di pasar internasional,” kata Maqin.
Dukungan Fasilitas PKE DPSP Labuan Bajo merupakan kolaborasi perbankan dalam bentuk sindikasi melalui skema Blended Financing. Sehingga dengan Alokasi dana PKE dapat mendukung pembiayaan bersama perbankan dengan total lebih dari Rp1 triliun.
Menurut Maqin, kawasan Marina Labuan Bajo memiliki potensi dampak pembangunan yang sangat tinggi, terutama melalui kontribusinya dalam peningkatan devisa dari wisatawan mancanegara serta multiplier effect terhadap industri terkait, khususnya pelaku UMKM di kawasan tersebut.
"Dukungan yang kami berikan bukan semata soal pembiayaan, tetapi tentang menciptakan dampak nyata bagi masyarakat dan perekonomian lokal. Kami ingin Labuan Bajo menjadi contoh bagaimana pariwisata dapat tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan,” kata Maqin.
Laporan Kajian Pengukuran Development Impact Program PKE pada DPSP oleh InterCAFE Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan program PKE DPSP untuk Kawasan Pariwisata Labuan Bajo telah memberikan dampak positif terhadap pembangunan baik di tingkat nasional, antara lain Kontribusi terhadap peningkatan PDB Rp437,3 miliar, Penyerapan tenaga kerja 6.536 orang, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga Rp1,48 triliun.
Sementara itu, di tingkat regional khususnya di Kabupaten Manggarai Barat, program ini berdampak pada peningkatan jumlah penduduk bekerja hingga mencapai 17.332 orang, penurunan tingkat pengangguran sebesar 663 orang, dan penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Manggarai Barat menjadi 16,74 persen.
(Dhera Arizona)