"Meskipun kualitas aset cukup resilien, kami perlu berhati-hati, prudent, dan konservatif mengingat situasi global saat ini," kata Royke.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BBNI mencatat sebesar Rp805 triliun, turun tipis 0,6 persen. DPK tersebut didominasi oleh dana murah atau Current Account and Saving Account (CASA) atau 70 persen sementara 30 persen sisanya merupakan deposito.
Sepanjang 2024, BBNI membukukan pendapatan bunga sebesar Rp40,5 triliun, terkoreksi 1,9 persen secara tahunan. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya beban bunga yang melonjak hingga 29 persen dari Rp20,2 triliun menjadi Rp26,1 triliun. Sementara pendapatan non bunga (fee based income) tumbuh 11,9 persen dari Rp21,5 triliun menjadi Rp24 triliun.
Per 31 Desember 2024, BNI mencatat aset Bank sebesar Rp1.129,8 triliun, tumbuh 4 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp1.086,7 triliun. Aset ini menjadikan BBNI sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia.
(Rahmat Fiansyah)