Dia mengatakan, cadangan devisa yang masih dalam tren meningkat dinilai cukup mendukung ketahanan eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Dari sisi eksternal, aliran modal masuk dan penguatan Rupiah mulai terlihat dalam beberapa minggu terakhir akibat perkembangan sentimen pasar di AS belakangan ini. Selain itu, dengan tren cadangan yang meningkat, Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk meredam guncangan eksternal yang sedang berlangsung dan yang akan datang.
"Terakhir, selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi pemerintah AS tampaknya masih relatif terjaga di tengah kasus SVB baru-baru ini, yang diikuti oleh kenaikan mendadak suku bunga acuan the Fed dalam pertemuan FOMC terakhir, sehingga the Fed memiliki ruang yang semakin terbatas untuk menaikkan suku bunga acuannya di masa mendatang," pungkas Riefky.
(YNA)