“Lembaga-lembaga internasional kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2025 dan 2026. Ketidakpastian perkembangan geopolitik masih membayangi prospek pemulihan ekonomi,” ujar Mahendra.
Dia juga menyebut, meskipun ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sempat mereda, kebijakan tarif terbaru dari Amerika Serikat (AS) turut memberi dampak terhadap sentimen pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
“OJK mencermati dan melakukan asesmen berkala terhadap perkembangan kondisi geopolitik global yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar keuangan, dan kinerja debitur sektor riil yang memiliki exposure terhadap risiko terkait,” katanya.
(Dhera Arizona)