Dia menerangkan, pertumbuhan ini dibarengi kualitas kredit yang terjaga, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) sebesar 2 persen per Mei 2025, jauh di bawah NPL industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jabodetabek dan di bawah batas maksimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 5 persen.
Direktur PT BPR Luna Sinar Indonesia Ginanjar Utardi menjelaskan, rasio NPL yang rendah ini mencerminkan penerapan prinsip kehati-hatian yang telah menjadi bagian penting dalam setiap proses kredit di Bank Luna.
"Dengan memastikan setiap kredit disalurkan melalui proses analisis yang matang dan sesuai kemampuan nasabah, kami berharap dapat terus menjaga kualitas kredit yang baik untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan," kata dia.
Pada 2025 ini, kata Ginanjar, Bank Luna berkomitmen untuk memperkuat sistem digital dan mengembangkan antarmuka (interface) yang lebih mudah digunakan, cepat diakses, dan dirancang untuk memberikan pengalaman nasabah yang seamless.