IDXChannel - Momentum pemilihan umum (pemilu) diyakini tak hanya dapat mendorong konsumsi, tetapi juga menjadi booster untuk mendorong kredit perbankan.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Moch Amin Nurdin, menilai konsumsi domestik menjadi aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi RI. Jika konsumsi naik, maka kinerja makroekonomi juga akan baik yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
"Kalau kita lihat tahun 2024, di mana kan ada tahun pemilu dan kita tahu Indonesia itu pertumbuhan ekonomi paling besar itu konsumsi domestik, artinya apa? Di tahun ini, tahun pemilu, pasti ada tumbuh konsumsi," ujar Amin saat sesi wawancara dengan IDX Channel, Jumat (12/1/2024).
Meski begitu, Amin memperkirakan kredit perbankan hanya naik tipis dibandingkan 2023.
"Saya pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi akan di atas 5 persen, termasuk juga kredit akan double digit. Bagi saya pribadi iya (naik) tapi tipis, maksudnya 5 koma tinggi, rate-nya double digit tapi tipis," papar dia.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kinerja penyaluran kredit pada 2024 masih akan melanjutkan tren positif. Proyeksi ini juga merujuk pada rencana bisnis bank (RBB) 2024-2026.
Sektor yang diperkirakan mendorong permintaan kredit yaitu rumah tangga, perdagangan, industri pengolahan, pendidikan, pemberi kerja, aktivitas rumah tangga, serta aktivitas terkait dengan penanganan kesehatan dan sosial. Sektor pendorong ini tidak jauh berbeda dengan kondisi pada 2023. (NIA)