Dari sisi overhead, Bank berhasil mengendalikan biaya overhead, yang tercatat turun 3,5% menjadi Rp4,26 triliun, didukung pengelolaan biaya yang berkelanjutan di seluruh organisasi, sehubungan masih dilaksanakannya inisiatif work from home selama pandemi. Bank senantiasa disiplin melakukan pengelolaan biaya operasional dan memastikan setiap biaya yang dikeluarkan dapat berkontribusi bagi peningkatan pendapatan Bank.
Di tengah pandemi, Bank tetap menerapkan risk appetite yang konservatif pada penyaluran kredit yang disetujui untuk menjaga kualitas aset.
Kredit Bank turun 9,7% menjadi Rp98,79 triliun yang disebabkan oleh penurunan kredit pada segmen Global Banking sebesar 6,0% dan kredit Community Financial Services (CFS) sebesar 11,5%, di mana kredit CFS Non-Ritel dan kredit CFS Ritel masing-masing turun sebesar 17,0% dan 5,5%.
"Portofolio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) CFS-Ritel, yang pada kuartal sebelumnya mengalami fase pembalikan (turnaround), masih bertumbuh positif sebesar 5,9% pada sembilan bulan 2021 menjadi Rp14,82 triliun dari Rp13,99 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, KPR juga bertumbuh 2,8% dari Rp14,42 triliun di kuartal sebelumnya," beber dia.
Total simpanan nasabah tercatat turun 12,6% menjadi Rp101,88 triliun oleh karena menurunnya Simpanan Berjangka (time deposits) sebesar 19,9%.