Sebab, 53% UMKM belum memiliki estimasi ataupun tidak paham cara membuat estimasi anggaran, pendapatan, dana untuk usaha berjalan serta bagaimana mendapatkan dana darurat. Akibat kesadaran perencanaan yang rendah tersebut, rata-rata UMKM Indonesia (50%) hanya memiliki dana cadangan yang dapat mendukung kegiatan operasional selama 1-4 bulan.
Menanggapi peluncuran Nyala Bisnis, Ketua Umum BPC HIPMI Jakarta Pusat Muhammad Riandy Haroen mengatakan bahwa sebagai pengusaha dan bagian dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Pusat, pihaknya percaya bahwa selalu akan ada solusi di balik semua tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Indonesia.
“Tak hanya itu, kami juga senang karena berkesempatan untuk menjadi mitra Bank OCBC NISP dalam menghadirkan pelatihan yang inspiratif dan praktis terkait literasi keuangan, pemanfaatan digital, dan pengembangan bisnis, yang bertujuan untuk menjadikan UMKM Indonesia tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Riandy.
(SAN)