BSI, dalam hal ini menyiapkan strategi akselerasi bagi segmen non bankable, mikro, hingga SME agar mampu bersaing, sustain, dan mapan.
Strategi ini mencakup pemetaan usaha yang potensial, manajemen risiko yang tepat, dan pengelolaan sektor-sektor produktif.
Erwan menambahkan BSI terus mendorong akseptasi pembiayaan SME yang mudah, sejalan dengan penerbitan POJK No.19 Tahun 2025 terkait akses pembiayaan UMKM, tanpa mengabaikan Good Corporate Governance (GCG).
Untuk mengakselerasi pertumbuhan, BSI fokus pada pembiayaan modal kerja dan investasi, mulai dari Rp500 juta hingga Rp25 miliar.
"BSI juga ekspansif dan agresif dalam memperkuat ekosistem value chain dari bisnis eksisting yang tercatat meningkat 88,04 persen secara year on year," kata dia.
(NIA DEVIYANA)