IDXChannel - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mendapatkan pinjaman subordinasi Rp 3 triliun dari Kookmin Bank Hong Kong Branch (KBHK). Pinjaman ini secara khusus akan digunakan untuk meningkatkan modal tier II perseroan.
Dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (4/7/2022), objek transaksi yakni penerimaan pinjaman subordinasi dari KBHK kepada KB Bukopin dengan penandatanganan perjanjian pinjaman subordinasi pada 28 Juni 2022. Adapun pinjaman memiliki jangka waktu 7 tahun dan bunga sebesar 8,5%p.a.
Menurut manajemen KB Bukopin, transaksi tersebut merupakan bagian dari langkah strategis yang konkret untuk meningkatkan dan memperkuat modal, serta mendukung rencana bisnis perseroan
"Dengan melakukan transaksi ini, perseroan memperkirakan selisih kenaikan rasio KPPM aktual sebesar 5,31%, selisih kenaikan rasio LCR 38,76%, dan selisih rasio NSFR 5,77%,” ungkap manajemen saat dikonfirmasi MNC Portal, Selasa (5/7/2022).
Diketahui, KBHK merupakan cabang dari Kookmin Bank Co. Ltd. (KBHQ), salah satu dari lima bank terbesar di Korea Selatan.
Adapun Kookmin Bank pengendali saham KB Bukopin dengan kepemilikan sebesar 67% pada Mei 2022.
Transaksi pinjaman subordinasi dari KBHK itu masuk ke dalam kategori transaksi material karena telah melebihi threshold 20%.
Sebelumnya Bank KB Bukopin juga telah mendapatkan pinjaman luar negeri sebesar USD 300 juta atau setara Rp 4,4 triliun dari International Finance Corporation (IFC).
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pembiayaan berorientasi sosial dengan menyasar pihak-pihak yang terdampak pandemi Covid-19 atau memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi berkelanjutan.
(SAN)
Advertisement
Tingkatkan Modal, KB Bukopin (BBKP) Raih Kucuran Rp3 Triliun dari Kookmin Hong Kong
Objek transaksi yakni penerimaan pinjaman subordinasi dari KBHK kepada KB Bukopin dengan penandatanganan perjanjian pinjaman subordinasi pada 28 Juni 2022.

Tingkatkan Modal, KB Bukopin (BBKP) Raih Kucuran Rp3 Triliun dari Kookmin Hong Kong (FOTO:MNC Media)
Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi
Follow
Advertisement
Advertisement