Reza menuturkan, dengan adanya IPO perusahaan plat merah khususnya yang dilakukan anak usaha akan mengurangi ketergantungan terhadap induk usahanya atau BUMN itu sendiri.
"Diharapkan dengan anak usaha IPO bisa lebih mandiri, karena ketika dia IPO sudah menawarkan kepemilikan ke masyarakat, jadi disitu ada hak dari masyarakat untuk bisa memantau walaupun dari persentase saham masih dimiliki holdingnya," ucapnya.
Seperti diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut akan ada 14 perusahaan BUMN dan anak usaha yang akan melakukan IPO hingga tahun 2023 dari sejumlah klaster.
Adapun daftar BUMN dan anak Usaha yang melantai ke BEI di antaranya:
Anak Usaha Pertamina:
PT Pertamina International Shipping (Persero)
PT Pertamina Geothermal Energi (Persero)
PT Pertamina Hulu Energi (Persero)
PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Persero)
PT Pertamina Hilir (Persero)
Sektor Kesehatan:
PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero)
PT Bio Farma (Persero)
Sektor Perbankan, Pertanian, Telekomunikasi, dan Pertambangan:
PT EDC and Payment Gateway (Persero)
PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)
PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (Persero)
PT Telkom Data Center (Persero)
PT Inalum Operating (Persero)
PT MIND ID (Persero)
PT Logam Mulia (Persero)
Erick menargetkan Mitratel dan Pertamina Geothermal Energy akan melakukan IPO pada tahun ini. Secara agregat aksi korporasi itu dilakukan hingga 2023 mendatang.
(SANDY)