Kurnia Nadya
IDXChannel—Banjir dengan kerugian terbesar di dunia pernah terjadi di Thailand dan China, di mana daerah yang terdampak mengalami kerusakan yang parah dan pemerintah setempat membutuhkan dana hingga miliaran dolar AS untuk pembangunan ulang.
Belum lama ini terjadi musibah banjir bandang di Libya, data terakhir dari UN menyebutkan korban jiwa sudah mencapai 3.985 orang, sementara 9.000 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Banjir yang disertai badai tersebut menghantam beberapa area di Libya, menghancurkan bangunan-bangunan dan infrastruktur di dalam kota. Namun hingga saat ini, pihak berwenang belum mengestimasikan berapa total kerugian dari musibah ini.
Beberapa tahun sebelum ini, sejumlah negara di dunia pernah tertimpa musibah alam dengan jumlah korban tewas dan total kerugian yang tinggi. Usai musibah berlangsung, pemerintah setempat tentu membangun ulang infrastruktur yang telah rusak.
Semakin besar kerusakan yang diakibatkan, semakin besar dana yang digelontorkan suatu pemerintahan untuk membangun ulang area yang terdampak. Berdasarkan catatan WorldAtlas.com (19/9), berikut ini adalah banjir dengan kerugian terbesar di dunia.
Thailand, 2011
Banjir yang terjadi di Thailand pada kuartal akhir 2011 mengakibatkan kerugian ekonomi senilai USD45,7 miliar, setara dengan Rp703 triliun dengan nilai kurs hari ini. Banjir ini disebabkan oleh kombinasi curah hujan tinggi yang membuat sungai Chao Phraya menggenang disertai badai Nock-Ten.
Dikutip dari AIR Worldwide (19/9), banjir tersebut merendam pusat industri di Ayutthaya hingga memutuskan rantai pasokan global. Setidaknya ada tujuh kawasan industri—dengan lebih dari 800 pabrik—terendam air.
Banjir ini berlangsung hingga pertengahan Januari 2012. Sebanyak 65 provinsi terdampak, dengan 13,6 juta penduduk turut menanggung dampak banjir. Banjir ini merusak 3,3 juta bangunan, termasuk di antara 750.000 bangunan perumahan.
China, 1998 & 2010
China dua kali mengalami banjir dengan kerugian besar. Musibah banjir yang sebelumnya pernah terjadi di China juga menelan jutaan korban jiwa. Namun banjir dengan dampak kerugian ekonomi terbesar terjadi pada 1998 dan 2010.
Pada banjir yang terjadi pada 1 Juli 1998, China menghabiskan lebih dari USD30 miliar untuk membiayai fasilitas kesehatan, perbaikan, dan pembangunan kembali bangunan-bangunan yang terdampak banjir secara langsung.
Sementara pada bencana banjir yang terjadi pada 29 Mei 2010, China menghabiskan dana setidaknya USD18 miliar untuk penanggulangan dampak banjir.
India, 2014
Banjir yang terjadi di wilayah Kashmir yang mencakup area di India dan Pakistan, juga menghasilkan dampak kerugian yang tinggi. Banjir ini disebabkan curah hujan yang sangat tinggi.
Pemerintah India saat itu mencatatkan ribuan desa terkena banjir dan 390 desa di antaranya terendam banjir sepenuhnya. Selain itu, infrastruktur berupa jalan utama dan jembatan pun turut terendam air. Lahan pertanian pun mengalami dampak kerugian serupa.
Kerugian yang diakibatkan banjir ini diestimasikan mencapai USD16 miliar.
Masih ada musibah banjir di negara lain dengan catatan kerugian ekonomi yang besar. Di Korea Selatan, banjir pada 1995 mengakibatkan kerugian senilai USD15 miliar. Disusul dengan banjir yang terjadi di Jerman, dengan kerugian senilai USD12,9 miliar.
Dari 10 musibah banjir dengan kerugian terbesar di dunia, mayoritas di antaranya terjadi di negara-negara Asia. Selain Jerman, Amerika Serikat pernah tertimpa musibah banjir dengan kerugian senilai USD12 miliar pada 1993.
Demikianlah sederet musibah banjir dengan kerugian terbesar yang pernah terjadi di dunia. (NKK)
