“Dalam hal ini, EEC (The Eurasian Economic Commission) juga mengharapkan agar proses perundingan dapat diselesaikan pada bulan Juli 2024 di Indonesia nanti. EEC percaya bahwa perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia akan turut memperkuat fondasi kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan 5 (lima) negara anggota EAEU,” kata Slepnev.
Terkait concern Indonesia mengenai minyak sawit, Slepnev menyebut tidak ada hambatan yang diterapkan oleh EAEU. “Dapat saya sampaikan bahwa EAEU tidak akan mengambil langkah seperti Uni Eropa yang menerapkan kebijakan diskriminatif kepada komoditi minyak sawit asal Indonesia. EAEU mendukung penuh kerja sama kedua negara khususnya di sektor pertanian, termasuk pupuk,” tuturnya.
Terkait isu energi bersih sebagai bagian dari transisi energi, Airlangga menjelaskan, energi nuklir dapat menjadi salah satu opsi bagi ketersediaan listrik bagi masyarakat tanpa harus mengotori lingkungan.
"Rusia juga diundang untuk bekerjasama dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Hal ini adalah wujud dari komitmen Pemerintah RI dalam rangka mewujudkan proses transisi energi yang telah dimulai beberapa tahun lalu,” katanya.
(DES)