Anton mencatat, saat ini total kontribusi bisnis emas terhadap pembiayaan konsumer BSI sebanyak 6 persen.
Mayoritas segmen nasabah yang memiliki emas di BSI berasal dari kalangan pegawai yang cenderung bisa mengatur cash flow untuk pembelian emas maupun cicil emas sesuai dengan pendapatan per bulan.
Untuk sepanjang tahun 2024, Anton mengatakan BSI menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan bisnis emas terhadap pembiayaan. Strategi itu salah satunya memfasilitasi layanan emas di lebih dari 1.000 outlet BSI seluruh Indonesia.
Selain itu, BSI juga menyiapkan layanan digital melalui BSI Mobile untuk cicil emas, tabung emas dan gadai emas. Produk cicil emas memiliki margin yang kompetitif serta cicilan ringan yang dapat diangsur hingga jangka waktu maksimal 5 tahun.
(DKH)