“Saya kasih contoh. Kita ini baru beralih dari analog TV ke digital. Harapannya ke depan adalah signalnya tentu lebih bagus, kemudian kita juga bisa dapat lebih banyak channel, dan para pelanggan dapat satu layanan yang jauh lebih baik daripada dengan analog. Jadi, dengan adanya teknologi digital kita mendapatkan satu kualitas layanan yang lebih baik,” ungkap Ilham.
Bicara tentang digitalisasi, lanjut Ilham, berarti juga akan menyinggung soal data dalam bentuk digital.
“Kita mungkin sering mendengar semboyan yang mengatakan bahwa ‘data is the new oil’. Dalam hal ini, data akan punya nilai jika data tersebut berada dalam bentuk digital. Dengan digitalisasi itulah data punya potensi untuk bisa diolah dan bisa menjadi sesuatu yang punya nilai lebih. Itu yang sebetulnya sama sama dengan minyak," papar Ilham.
Sama halnya untuk mengolah data, ungkap Ilham, agar memiliki nilai seperti halnya minyak, maka di sanalah peran penting teknologi Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Machine Learning untuk mengetahui pola-pola yang ada pada data tersebut.
”Kadang kita sudah melihat polanya, Alhamdulillah, kita dengan cepat mengerti datanya, tapi kadang datanya terlihat sangat acak, sehingga kita memerlukan satu mesin untuk mengerti pola atau membuat pola terlebih dahulu, sehingga kita mengerti bagaimana kita harus menginterpretasikan data,” tandas Ilham.