sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

DEN Sebut Rusia hingga AS Tertarik Biayai Pembangunan PLTN di Indonesia

Economics editor Atikah Umiyani/MPI
22/01/2024 15:45 WIB
DEN mengatakan Rusia hingga Amerika Serikat (AS) tertarik membiayai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. 
DEN Sebut Rusia hingga AS Tertarik Biayai Pembangunan PLTN di Indonesia. (Foto: MNC Media)
DEN Sebut Rusia hingga AS Tertarik Biayai Pembangunan PLTN di Indonesia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, mengatakan Rusia hingga Amerika Serikat (AS) tertarik membiayai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. 

Selama ini pendanaan PLTN terhambat oleh sulitnya pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

"Alhamdulillah negara-negara yang sudah punya nuklir itu mau biayai nuklir untuk di Indonesia seperti, Kedutaan Rusia, Prancis dan beberapa negara lain, Amerika termasuk yang sangat mendorong, menawarkan kerja sama dari segi teknologi, pembiayaan maupun tenaganya," tutur Djoko dalam Market Review IDX Channel, Senin (22/1/2024).

Dalam kesempatan ini, Djoko mengatakan keberadaan nuklir di Indonesia sudah sejak lama, bahkan sejak era Soekarno. Namun, penggunaannya baru sebatas untuk kedokteran seperti rontgen dan sebagainya. 

Untuk pembangkit listrik sudah terbangun di Serpong yang secara regulasi dikelola oleh BRIN. Namun, BRIN hanya diberi mandat sampai dengan non komersial.

"Nah dalam rangka kita gunakan skala energi yang bersih Net Zero Emission 2060 maka sekarang nuklir sudah masuk di rencana pembangunan jangka panjang nasional yang diterbitkan oleh Bappenas," imbuhnya.

Djoko menambahkan, pemerintah juga telah memasukkan nuklir dalam roadmap NZE 2060. Oleh karena itu, menurutnya pemerintah telah menyiapkan segala sesuatunya terkait pembangunan PLTN ini. 

"Kita juga penuhi rekomendasi dari internasional gitu nah yang terakhir adalah kita minta memasukkannya dalam RUU EBET. Nah jadi dari segi regulasi kita penuhi teknologi sudah approval, nuklir di negara-negara maju juga eksis," tuturnya. 

Dia mengatakan masyarakat juga perlahan sudah mendapatkan sosialisasi dan pengertian mengenai pembangunan PLTN ini. 

"Alhamdulillah hasil survei dengan kerja sama dengan Universitas 11 Maret itu hasilnya yang saya sampaikan tadi 73,37 persen masyarakat sudah setuju (dibangun PLTN di Indonesia)," katanya.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement