sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dilema Pedagang Minyak Goreng, Ingin Ikuti Pemerintah Tapi Harga Pasokan Mahal

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
21/02/2022 12:19 WIB
Sejumlah pedagang sembako, termasuk minyak goreng mengalami dilema. Sebab, niat mereka untuk mengikuti ketetapan pemerintah namun harga pasokan masih mahal.
Dilema Pedagang Minyak Goreng, Ingin Ikuti Pemerintah Tapi Harga Pasokan Mahal. (Foto: MNC Media)
Dilema Pedagang Minyak Goreng, Ingin Ikuti Pemerintah Tapi Harga Pasokan Mahal. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah pedagang sembako, termasuk minyak goreng mengaku mengalami dilema. Sebab, niat mereka untuk mengikuti ketetapan pemerintah untuk menjual dengan harga murah namun masih terpentok mahalnya harga pasokan dari distributor.

Agam, pedagang sembako menuturkan, minyak goreng kemasan baru masuk ke warungnya pada Sabtu (19/2) lalu. Sebelumnya, ia tidak menyetok minyak goreng kemasan lantaran harga di agen masih mahal dan sales distributor juga tak datang.

"Susah juga minyak goreng yang kemasan. Ini aja baru masuk. Hari Sabtu kemarin sales dateng. Kemarin-kemarin nggak ada. Pada ngumpet kali," ujar Agam kepada MNC Portal Indonesia di lokasi, Senin (21/2/2022).

Kendati barangnya baru datang Sabtu lalu, Agam bilang, sales distributor tidak memberi batasan pembelian kepada dirinya. Namun persoalannya, harganya masih belum sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.

"Untuk pemesan ke sales nggak dibatasi. Mau pesan berapa, mereka mau kasih. Tapi ya gitu, harganya belum permintaan Pemerintah. Jadi saya jualnya Rp16.000 per liter bukan Rp13.500 per liter," ungkapnya. 

Terkait belum mendapat pasokan minyak goreng kemasan murah, Agam menuturkan, dirinya sudah bertanya kepada pihak sales distributor. Namun, kata dia, pihak distributor malah menghiraukan. 

"Udah pernah saya komplain 'kok harganya masih segini. Bukannya lebih murah yang katanya Pemerintah itu?'. Tapi dia nggak gubris. Malah kita dia bilang 'kalau nggak mau yaudah, kita nggak suplai ke bapak,'. Gitu dibilangnya," papar Agam.

"Ya saya akhirnya ngikut. Abis mau gimana lagi? Kalau nggak gitu nanti saya nggak dapat barang. Kalau nggak dapat barang, saya nggak bisa jualan," tambahnya. 

Agam berharap, agar persoalan minyak goreng ini bisa segera terselesaikan dan kondisi pasar juga bisa stabil seperti sedia kala. "Cepet-cepet stabil deh ke depannya. Biar pasar nggak sepi," tandasnya. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement