Karenanya Mulyanto melihat logika yang sama bisa berlaku untuk BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Kedua jenis BBM ini tidak memiliki urgensi untuk dinaikkan di tengah menurunnya harga minyak dunia.
"Selain itu tambahnya sekarang ini adalah momentum yang tepat bagi Pemerintah untuk menata secara struktural persoalan distribusi BBM bersubsidi agar semakin tepat sasaran," jelasnya.
Menurut Mulyanto pelarangan penggunaan BBM bersubsidi kepada pengguna mobil mewah tetap penting, agar anggaran negara semakin efisien dan pemberian subsidi BBM benar-benar memenuhi rasa keadilan, yakni hanya diberikan untuk masyarakat yang tidak mampu.
Untuk diketahui dari data situs oilprice.com harga minyak dunia baik WTI Crude maupun Brent Crude turun masing-masing menjadi USD 89.5 per barel dan USD 96.49 per barel (31/8/2022) dari sebelumnya yang mencapai USD 120 per barel di bulan Juni 2022. Setidaknya baru 16 provinsi yang diumumkan adanya kenaikan harga BBM non subsidi tersebut.
Harga Pertamax Turbo per 1 September 2022 di 16 provinsi tersebut turun menjadi Rp 15.900 per liter dari sebelumnya Rp 17.900 per liter, lalu solar Dexlite turun menjadi Rp 17.100 per liter dari Rp 17.800 per liter. Sementara Pertamina Dex turun menjadi Rp 17.400 per liter dari Rp 18.900 per liter pada periode Agustus 2022.