"Tujuan dari forum ini adalah untuk membangun kemitraan setara dengan pihak Jepang. Kami berada dalam posisi yang sama dengan mereka. Bukan hanya sekadar mencari investor, tapi kami juga berinvestasi dan berkomitmen dalam proyek ini," ujar Eko.
Sementara, Deputi Menteri Koordinator Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Edi Prio Pambudi, menekankan bahwa perizinan bukan merupakan masalah utama dalam proyek ini.
Hal lebih penting yang jadi masalah justru lebih pada pengelolaan Sungai Kayan yang menjadi sumber energi dari PLTA tersebut.
"Pengelolaan Sungai Kayan sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Kami tidak ingin sungai ini dikendalikan oleh pihak luar," ujar Edi.
Sedangkan, Komite Eksekutif PT KHE, Steven Kho, menjelaskan bahwa perizinan untuk proyek PLTA Kayan Cascade cukup kompleks dan berlapis karena belum ada preseden proyek sebesar ini di Indonesia maupun Asia Tenggara.