IDXChannel - Upaya pengurangan emisi karbon yang dilakukan perusahaan migas di Indonesia dinilai tak sesuai dengan target. Maka dari itu, kontribusi emisi karbon mayoritas berada di sisi hilir, sedangkan dalam cakupan dekarbonisasi perusahaan migas lebih banyak berkutat di sisi hulu.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov mengungkapkan, perusahaan migas di Indonesia lebih banyak melakukan agenda dekarbonisasi di sisi hulu. Padahal, dari sisi ini menyedot investasi besar dengan impact yang tak signifikan.
"Selama ini terkesan, perusahaan migas hanya fokus pada dekarbonisasi di hulu. Captive Area ini relatif lebih mudah dikendalikan oleh internal korporasi, sebagai contoh pemanfaatan Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Padahal, komitmen sebenarnya yang paling efektif dalam mendukung target net zero emission ada pada emisi yang dihasilkan dari produk perusahaan," ujar Abra dalam keterangannya, Kamis (11/10/2022).
Cakupan kedua, emisi yang dihasilkan dari pembelian energi atas produksi BBM. Terakhir, Cakupan ketiga adalah emisi yang dihasilkan dari produk akhir, dalam hal ini emisi dari BBM yang dijual ke masyarakat.
"Artinya, melihat dampak langsung dari pengurangan emisi ini mestinya perusahaan migas bertanggung jawab lebih dalam menggarap transisi energi di scope tiga," lanjut Abra.