Bhima menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang cukup baik pada kuartal ke II 2022 yakni, 5,44 persen year on year. Tapi kita perlu mengejar ketertinggalan, karena pesaing di wilayah Asean seperti Vietnam dan Filipina masing-masing mencatatkan pertumbuhan 7,7 persen dan 7,4 persen pada kuartal yang sama.
"Pada saat resesi ekonomi terjadi, pelaku usaha termasuk sektor manufaktur akan mencari lokasi basis produksi di negara yang mampu berikan pertumbuhan tinggi" jelasnya.
Cadangan devisa Indonesia sampai September 2022 lanjut Bhima adalah sebesar USD 130,8 miliar. Angka ini masih relatif tinggi meski ada koreksi. Tapi dibandingkan dengan PDB, maka rasio cadangan devisa sebesar 8,4 persen. Perlu didorong agar kemampuan dalam intervensi stabilitas kurs rupiah semakin baik.
"Perlindungan sosial terhadap PDB baru mencapai 2,5 persen pada 2023 mendatang. Sementara dibutuhkan setidaknya 4-5 persen rasio anggaran perlindungan sosial untuk menahan lonjakan angka kemiskinan baru akibat resesi dan inflasi" lanjutnya.
Dia melanjutkan bahwa dbidang pangan Peringkat Indonesia dalam Global Food Security Index tahun 2022 menempatkan Indonesia diposisi ke 63 dunia jauh lebih rendah dibanding Turki, Vietnam bahkan Rusia.