sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekonomi Masih Resesi, Ekonom: Jika Dibiarkan Akan Berbahaya

Economics editor Hafid Fuad
05/02/2021 13:00 WIB
Ekonomi Masih Resesi, Ekonom: Jika Dibiarkan Akan Berbahaya
Ekonomi Masih Resesi, Ekonom: Jika Dibiarkan Akan Berbahaya (FOTO : MNC Media)
Ekonomi Masih Resesi, Ekonom: Jika Dibiarkan Akan Berbahaya (FOTO : MNC Media)

IDXChannel - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat 2020 tercatat -2,19% (yoy) atau -2,07% secara full year 2020. 

Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira mengkritisi kebijakan pemerintah dilihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2020. 

Hal paling utama menyoroti ada penurunan dari kuartal ketiga 2020 atau secara quarter to quarter (antar kuartal). 

"Kuartal empat 2020 pertumbuhan q-to-q turun -0,42% dibanding kuartal tiga 2020 yang naik 5,05%. Ini membuktikan pola pemulihan ekonomi kembali turun pada kuartal akhir jika dibanding kuartal ketiga," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Jumat (5/2/2021). 

Dia menyebut, kinerja ekonomi di akhir 2020 menunjukkan dua hal. Pertama, kegagalan pemerintah dalam mengendalikan pandemi sehingga masyarakat masih menahan untuk berbelanja. 

Kelompok pengeluaran menengah dan atas berperan hingga 83% dari total konsumsi nasional. "Untuk memulihkan permintaan kelompok ini kuncinya adalah penanganan pandemi, hal ini yang tidak dijalankan dengan baik oleh pemerintah," sebutnya. 

Bahkan menurut Bhima, kebijakan New Normal yang dipaksakan terbukti blunder. Pada satu sisi ada dorongan agar masyarakat bisa beraktivitas dengan protokol kesehatan, tetapi PSBB jalan terus operasional berbagai jenis usaha dibatasi dan ini kebijakan abnormal. 

"Kebijakan yang maju mundur membuat kepercayaan konsumen jadi turun. Ada vaksin, ada new normal tapi kenapa ada PPKM? Kenapa kasus harian masih tinggi? Ini jadi pertanyaan di benak konsumen," jelasnya. 

Meskipun sudah ada vaksinasi yang mulai mengangkat optimisme pelaku usaha dan konsumen di akhir tahun 2020, tapi timbul pesimisme terkait jenis vaksin yang digunakan.  

Selain itu, ada masalah kecepatan distribusi vaksin yang butuh waktu tidak sebentar. Selain itu kembali diberlakukannya PPKM jilid I menggerus kepercayaan konsumen lebih dalam. "Jadi optimisme pemulihan ekonomi yang lebih cepat dipangkas sendiri oleh kebijakan pemerintah," lanjutnya. 

Jika pertumbuhan ekonomi negatif dan dibiarkan hingga kuartal I 2021 maka akan berbahaya. Sebab, Indonesia akan rentan masuk dalam wilayah depresi ekonomi. Definisi depresi ekonomi adalah resesi ekonomi yang berkelanjutan satu tahun atau lebih. (Sandy)

Advertisement
Advertisement