sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekonomi RI Tembus 7,07 Persen, INDEF: Kegiatan Masyarakat Belum Normal

Economics editor Michelle Natalia
06/08/2021 17:10 WIB
Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh sebesar 7,07 persen pada kuartal II-2021, namun hal itu tidak sejalan dengan kegiatan masyarakat yang belum normal.
Ekonomi RI Tembus 7,07 Persen, INDEF: Kegiatan Masyarakat Belum Normal. (Foto: MNC Media)
Ekonomi RI Tembus 7,07 Persen, INDEF: Kegiatan Masyarakat Belum Normal. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh sebesar 7,07 persen pada kuartal II-2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal II tahun lalu (yoy) yang terkontraksi di angka 5,32 persen.

Meski begitu, bagi Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development on Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho, angka tersebut berindikasi pertumbuhan semu.

"Meski dengan pertumbuhan tinggi dan keluar dari resesi, ekonomi dan kegiatan masyarakat masih belum kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19," ujar Andry dalam webinar di Jakarta, Jumat(6/8/2021).

Dia pun membandingkan pertumbuhan PDB kuartal II tahun 2021 dengan capaian rata-rata sebelum adanya pandemi, yaitu di 2018 dan 2019. Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata pertumbuhan kuartalan di 2018 dan 2019, pertumbuhan PDB di kuartal II tahun 2021 justru mengalami penurunan.

"Di kuartal II tahun ini, jika kita bandingkan dengan sebelum era pandemi, pertumbuhan baru di 3,87%. Kalau kita lihat di natural rate growth-nya yaitu 5%, tentu jawabannya adalah kita belum menuju ke arah sana," terangnya.

Andry menyebutkan mobilitas masyarakat juga belum kembali ke level normal atau pada tingkatan sebelum pandemi Covid-19. Data Google Mobility Index menunjukkan aktivitas dan mobilitas masyarakat yang belum mencapai base line di Februari 2020.

“Artinya, aktivitas masih belum cukup normal. Lalu, kita masih ada beberapa hal seperti protokol kesehatan, social distancing, dan sebagainya. Ini yang memang saya rasa masih membuat perekonomian kita masih tumbuh terbatas,” ungkapnya.

Pertumbuhan yang semu juga merujuk pada tantangan yang berpotensi akan dihadapi ekonomi di semester kedua 2021, akibat penerapan PPKM Darurat dan level 4.

"Jika kondisi pandemi belum mereda di kuartal III tahun 2021, maka pertumbuhan ekonomi bisa menurun atau lebih rendah dari capaian di kuartal II tahun 2021 yoy. Masalahnya, di kuartal III nanti, kebijakan PSBB dilonggarkan sehingga basis dari perbandingan pertumbuhan antara kuartal II dan III akan berbeda," pungkas Andry. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement