sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekspor RI di Juni Capai USD26,09 Miliar, Naik 40,68 Persen Berkat CPO

Economics editor Michelle Natalia
19/07/2022 11:20 WIB
Nilai ekspor Indonesia pada Juni mencapai USD26,09 miliar, jumlah ini meningkat 40,68 persen dibanding nilai ekspor pada Mei 2022 sebesar USD21,51 Miliar.
Ekspor RI di Juni Capai USD26,09 Miliar, Naik 40,68 Persen Berkat CPO (FOTO: MNC Media)
Ekspor RI di Juni Capai USD26,09 Miliar, Naik 40,68 Persen Berkat CPO (FOTO: MNC Media)

Industri pengolahan konsisten sebagai kontributor utama ekspor Indonesia yang mencapai sebesar USD18,27 miliar (70,01 persen dari total ekspor), diikuti sektor pertambangan (USD5,93 atau 22,72 persen dari total ekspor), migas (USD1,53 miliar atau 5,87 persen dari total ekspor), dan pertanian (0,36 atau 1,4 persen dari total ekspor).

Di sisi lain, kinerja impor juga kembali menguat didukung oleh impor bahan baku yang menandakan aktivitas ekonomi domestic yang terus membaik. Impor bulan Juni tercatat sebesar USD21,00 miliar dibandingkan Mei 2022 yang USD18,60 miliar atau tumbuh 21,98  persen (yoy).

Pertumbuhan impor ini terutama didorong oleh sektor migas yang tumbuh 59,84 persen (yoy), sementara sektor nonmogas tumbuh 16,15 persen (yoy). Impor bahan baku merupakan impor terbesar yaitu sebesar USD16,23 miliar, kemudian diikuti oleh impor barang modal (USD3,08 miliar) dan barang konsumsi (USD1,7 miliar).

“Pandemi semakin terkendali, sehingga aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat menunjukkan tren peningkatan dan terus membaik. Selain itu, peningkatan impor bahan baku dan barang modal mencerminkan aktivitas sector industri dalam negeri yang terus beranjak
pulih,” lanjut Febrio. 

Pemulihan impor terkait aktivitas industri sejalan dengan pergerakan Purchasing Manufacturing Index (PMI) Manufaktur Juni 2022 yang tetap ekspansif di tengah perlambatan aktivitas industri yang terjadi di banyak negara. Menguatnya kedua komponen perdagangan internasional ini mendorong surplus neraca perdagangan bulan Juni sebesar USD5,09 miliar, terutama ditopang oleh sektor nonmigas yang mencatatkan surplus sebesar USD7,23 miliar, sedangkan sektor migas
mengalami defisit sebesar USD2,14 miliar. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement