sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Erick Thohir Buka-bukaan Soal Beratnya Tugas Teten Saat Pandemi

Economics editor Suparjo Ramalan
03/09/2021 16:45 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir, membeberkan, di mana Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, memiliki tugas yang sangat berat.
Erick Thohir Buka-bukaan Soal Beratnya Tugas Teten Saat Pandemi. (Foto: MNC Media)
Erick Thohir Buka-bukaan Soal Beratnya Tugas Teten Saat Pandemi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri BUMN, Erick Thohir, membeberkan, di mana Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, memiliki tugas yang sangat berat. Sebab, dia harus mendorong kembali sektor UMKM yang terkena pukulan berat akibat pandemi Covid-19.

Jika pada krisis moneter pada tahun 1998 pukulan berat sangat dirasakan perusahaan-perusahaan besar di dalam negeri, pukulan telak selama pandemi Covid-19 justru dialami oleh pengusaha-pengusaha mikro, kecil dan menengah.

Padahal, kontribusi UMKM pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 60 persen dengan jumlah serapan tenaga kerja mencapai 90 persen. Per 2020, tercatat ada 65 juta UMKM yang tersebar di seluruh wilayah RI. 

"Kalau kita lihat dari situ, jelas sahabat saya Pak Menteri Koperasi dan UKM, ini tugasnya sangat berat. Karena kalau di tahun 1998 itu karena krisis moneter keuangan, yang terdampak adalah korporasi atau perusahaan besar, tapi hari ini benar-benar UMKM-nya yang terdampak," ujar Erick, Jumat (3/9/2021). 

Data Bank Indonesia (BI) mencatat ada 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, ada 93,2 persen terdampak negatif di sisi penjualan. Dari survei BI, pandemi memberikan tekanan pada pendapatan, laba, dan arus kas

Semenara itu, per awal 2021 pemerintah telah menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM sebesar Rp51,27 triliun. 

Dana PEN sangat vital bagi sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian dalam negeri, terutama saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali.

PPKM darurat yang membatasi mobilitas massa di wilayah Jawa-Bali mengakibatkan kian tergerusnya pendapatan UMKM. Hal ini terlihat dari aktivitas leading indicator business yang terus merosot. 

Padahal, hingga kuartal II-2021, 12 leading indicator seperti PMI Market Indonesia, penjualan kendaraan bermotor, pertumbuhan penjualan ritel, indeks keyakinan konsumen dan proporsi pengeluaran konsumen sudah mulai membaik. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement