Selain ID FOOD, Kementerian BUMN juga menyoroti keuangan Holding Industri Pertahanan. Erick khawatir nilai kontrak sebesar Rp 74 triliun yang diperoleh holding tidak seimbang dengan arus kas perusahaan.
"Industri pertahanan juga kita melakukan hal yang sama seperti ID FOOD. Jangan sampai Industri pertahan mendapatkan nilai kontrak sampai Rp74 triliun, tapi cash flow-nya tidak siap, ini kita coba benahin," tutur dia. (NIA)