Kemudian, Bhima menilai, pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan di dalam negeri, hal ini menjadi ancaman serius.
"Perang Ukraina-Rusia sudah membuat stok gandum turun signifikan, ditambah kebijakan India, tentu berimbas signifikan ke keberlanjutan usaha yang membutuhkan gandum," jelasnya.
Dengan begitu, mau tidak mau memberi "PR" bagi pengusaha untuk segera mencari sumber alternatif gandum. Namun, di balik masalah ini, menurut Bhima bisa menjadi kesempatan bagi pengusaha untuk memanfaatkan bahan baku selain gandum seperti tepung jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia.
Terakhir ia menyebut, dampak dari larangan ekpsor gandum oleh India ini bisa menaikkan harga daging dan telur ayam. Sebab, pakan ternak sebagian menggunakan campuran gandum.
"Jadi kalau harga gandum naik, harga daging dan telur juga naik," ucapnya.