Lahan kosong di tiga kawasan tersebut jika dijumlahkan mencapai 4,2 juta hektar. Meski demikian, hingga kini perseroan negara belum juga mengindahkan arahan tersebut.
"Itu baru satu lokasi, belum lokasi-lokasi lain banyak kita itu yang memungkunkan kita membuat Food and Agriculture Organization (FAO), apapun lah, entah itu beras, jagung, dan lain-lain, banyak sekali. Tapi, ya itu jangan orientasinya proyek, Perlu di kalkulasi," tegasnya.
Presiden memang memaklumi untuk memperkuat program food estate tersebut, perusahaan harus memiliki modal, sumber daya manusia (SDM), hingga teknologi yang mumpuni. Ketiga instrumen tersebut saat ini belum dimiliki oleh BUMN.
Alternatifnya, Jokowi meminta manajemen membangun kemitraan dengan sejumlah perusahaan global yang memiliki fundamental ekonomi, SDM, dan teknologi yang memadai. Menurutnya, kolaborasi tersebut adalah langkah tepat memperkuat struktur pangan nasional.
"Pertama memerlukan modal yang sangat besar, yang kedua memerlukan teknologi, itu yang kita belum memiliki kemampuan kesana. Sehingga sekali lagi cari partner, banyak sebetulnya, tapi kita sendiri gak pernah merespon sih," kata dia.
(SANDY)