Kejar Target 9 Juta Talenta Digital pada 2030, KSP Kerja Sama dengan Perusahaan Teknologi Jepang 

IDXChannel - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, Indonesia sedang mengejar target 9 juta talenta digital pada 2030. 

Moeldoko menambahkan saat ini Indonesia baru bisa mencetak 100 ribu hingga 200 ribu talenta digital per tahun. Padahal untuk mencapai 9 juta pada 2030, jumlah talenta digital yang harus dicetak sebesar 600 ribu orang per tahun. 

“Artinya masih ada gap sebesar empat ratus ribu hingga lima ratus ribu per tahun,” kata Moeldoko dalam keterangannya, dikutip Selasa (18/6/2024).

Mantan Panglima TNI itu menilai suplai talenta digital di Indonesia perlu ditambah. Untuk itu, katanya, pusat pengembangan inovasi talenta digital juga harus lebih massif. 

“Kita harapkan kerja sama ini dapat diwujudkan dalam langkah konkret, agar impian Indonesia bisa segera terpenuhi dalam mewujudkan talenta digital, terutama inovasi di bidang wewangian ini,” kata Moeldoko.

KSP pun menyambut baik kerjasama pengembangan talenta digital yang ditawarkan Scent Store. Adapun Scent Store menyatakan kesiapannya untuk bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam mencetak talenta-talenta digital. 

“Scent Store tidak hanya ingin memperkenalkan teknologi baru, tapi juga ingin bekerjasama meningkatkan kapasitas SDM di Indonesia, khususnya di bidang digital,” ujar Direktur Representatif Scent Store, Alex Tsai.

Sebagai informasi, saat ini Scent Store mengembangkan teknologi yang mengubah aroma menjadi data digital dan diwujudkan kembali menjadi aroma nyata. Teknologi ini menggunakan teknik analisis aroma, digitalisasi aroma, penyimpanan data aroma, dan sintesis aroma. Cara kerjanya cukup sederhana, yakni pengguna tinggal mengunduh aplikasi yang menyimpan data aroma. Selanjutnya menghubungkan dengan perangkat diffuser atau penyebar. Dalam beberapa detik pengguna bisa mencium aroma yang sama dengan aroma aslinya.

“Inovasi ini luar biasa, kita tidak pernah bayangkan bahwa dari indra penciuman juga bisa disalurkan dalam sebuah data digital,” kata Moeldoko. 



(SAN)