Iqbal Dwi Purnama
IDXChannel - Pemerintah dinilai perlu memberikan keyakinan kepada dunia usaha atau calon investor RI terkait stabilitas ekonomi nasional. Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Telisa Falianty mengatakan, kepastian akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah sentimen negatif perekonomian global sebagai dampak perang yang tengah terjadi belakangan ini.
Belum selesai invasi Rusia ke Ukraina, kini makin memanas Israel dengan Palestina.
Belum lagi sentimen dalam negeri seperti masuknya tahun politik yang membuat calon investor maupun dunia usaha masih menahan ekspansinya demi melihat arah pembangunan kepempimpinan baru yang akan datang.
Salah satu yang menurut Telisa perlu dilakukan pemerintah adalah dengan menjaga devisa negara. Ketika pasar ekspor ke beberapa negara terhambat akan adanya konflik bersenjata, maka pemerintah perlu mencari ceruk pasar baru ke negara lain yang masih punya cukup cadangan uang. Sehingga devisa negara tidak terdampak dari terganggunya rantai pasok akibat konflik.
Misalnya, seperti China yang saat ini tengah menghadapi perlambatan ekonomi, sebagai gantinya pemerintah bisa melirik India sebagai partner ekspor baru atau ke negara Timur Tengah seperti Arab yang saat ini sedang tumbuh positif akibat fenomena commodity booming.
"Kita harus mencari solusi, misalnya kita masih punya partner ekspor non tradisional juga, atau juga timur tengah, atau juga India, India masih tumbuh bagus walaupun china melambat, tapi kita masih punya India," ujar Telisa dalam Market Review IDXChannel, Senin (6/11/2023).
Diversifikasi ekspor juga harus terus dilakukan pemerintah untuk menjaga devisa negara. Sebab, jika tidak suku bunga acuan Indonesia harus dinaikan lebih tajam untuk merespons kondisi perekonomian global dan menjaga inflasi di dalam negeri.
"Kalau suku bunga naik terlalu tajam kan tidak bagus juga untuk domestik ekomominya, makanya harus diimbangi oleh ekspor juga," lanjutnya.
