sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kinerja Pertamina Moncer, Pengamat: Bukan Hanya Soal Digitalisasi

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
04/06/2023 21:41 WIB
bukan hal yang mudah bagi Pertamina untuk dapat tetap bertahan dalam kondisi pasar yang masih diliputi ketidakpastian seperti saat ini.
Kinerja Pertamina Moncer, Pengamat: Bukan Hanya Soal Digitalisasi (foto: MNC Media)
Kinerja Pertamina Moncer, Pengamat: Bukan Hanya Soal Digitalisasi (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kinerja PT Pertamina (Persero) yang cukup moncer di sepanjang tahun lalu memantik sejumlah apresiasi dan penilaian dari berbagai kalangan.

Salah satunya terkait faktor pendukung yang menopang kesuksesan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dalam mencatatkan laba hingga Rp56,6 triliun sampai akhir tahun.

Capaian tersebut terhitung melonjak hingga 86 persen dibanding realisasi laba tahun sebelumnya, sekaligus menjadi torehan laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

"Jajaran direksi (Pertamina) perlu menjelaskan bagaimana mereka bisa bangkit dari situasi sulit, hingga mencapai kinerja yang bagus tahun lalu," ujar Pengamat Ekonomi dan Bisnis, Izaac Tony Matitaputy, Minggu (4/6/2023).

Upaya menjelaskan tersebut, menurut Izaac, dapat dilakukan saat perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang sedianya bakal digelar dalam waktu dekat.

Bahasan nantinya, menurut Izaac, tidak perlu lagi berfokus pada besaran laba, melainkan bagaimana strategi Pertamina hingga mampu mencapai hasil tersebut.

Terlebih, Izaac menilai, bukan hal yang mudah bagi Pertamina untuk dapat tetap bertahan dalam kondisi pasar yang masih diliputi ketidakpastian seperti saat ini.

"Bagaimana kemudian mereka bisa bangkit, hingga bisa memberikan kontribusi yang menurut Saya sangat luar biasa kepada negara," tutur Izaac.

Meski kondisi perekonomian diakui Izaac cenderung telah pulih, namun sejumlah poin ketidakpastian masih tersedia di pasar, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industri.

Misalnya saja terkait kondisi geopolitik akibat perang Rusia-Ukrainan serta harga minyak dunia yang melambung tinggi.

Dengan demikian, jajaran direksi disebut Izaac perlu menjelaskan faktor-faktor pendorong yang ada, sehingga Pertamina bisa mengatasi situasi sulit, dan bahkan terbukti bisa meraih kinerja sangat positif.

Di antara berbagai faktor, Izaac tidak menepis bahwa digitalisasi Pertamina berpengaruh sangat signifikan. Melalui digitalisasi, Pertamina bisa meningkatkan efisiensi di berbagai lini bisnis. 

"Betul, (digitalisasi) ini salah satu kunci. Dengan digitalisasi, kualitas semakin terkontrol, distribusi terkontrol. Yang berkualitas buruk dan tidak efektif pun akan terpantau sehingga bisa segera dibuang. Dengan demikian efisiensi semakin meningkat dan mengatrol pula laba perusahaan," ungkap Izaac.

Namun Izaac meyakini bahwa faktor pendorong kinerja Pertamina bukan hanya semata-mata digitalisasi.

Beberapa faktor lain diyakini Izaac juga bisa menjadi kunci dan berpengaruh terhadap kinerja Pertamina.

"Termasuk kemungkinan perubahan regulasi dengan para mitra di luar negeri sehingga berpengaruh pula terhadap pendapatan di setiap transaksi," ungkap Izaac.

Kinerja Pertamina memang sangat positif sepanjang 2022. Didukung efisiensi yang terus meningkat, BUMN energi tersebut meraih laba jumbo, Rp56 triliun, yang merupakan terbesar sepanjang sejarah.

Berkat kinerja menggembirakan tersebut, selain berkontribusi signifikan dalam bentuk dividen kepada negara, Pertamina juga membayar pajak Rp219,06 triliun atau meningkat 88 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Apresiasi memang harus diberikan kepada Pak Menteri Erick Thohir dan juga Pertamina. Karena semakin besar keuntungan, semakin besar juga kontribusi kepada negara," tegas Izaac. (TSA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement