Tangguh Yudha/MPI
IDXChannel - Konflik yang berkecamuk antara Iran dan Israel tidak hanya memberikan dampak buruk bagi dua negara, tapi juga secara global. Sejumlah pakar menyebut perang yang berlangsung telah menyebabkan distribusi logistik internasional terganggu.
Salah satunya yaitu barang elektronik. Lalu, bagaimana dengan harga barang-barang tersebut di Indonesia?
Berdasarkan pantauan langsung MNC Portal Indonesia di beberapa toko elektronik di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, harga produk memang mengalami kenaikan. Namun menurut salah satu pedagang, itu bukan karena perang Iran-Israel, melainkan faktor lain.
"Naik, tapi lebih ke karena impor dibatasi dan pajak naik, bukan karena perang Iran - Israel. (Kenaikan harga barang elektronik) Sudah terjadi sejak sebelum bulan puasa, barang lokal juga naik," ujar pedagang yang enggan disebutkan namanya itu, Senin (22/4/2024).
Lebih lanjut pedagang yang merupakan seorang wanita itu juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan barang impor. Selain itu juga ia menyebut di momen Lebaran tahun ini berbeda dari sebelumnya karena daya beli masyarakat menurun karena harga yang naik karena pajak.
"Lebaran tahun ini beda banget. Sekarang dagang sepi, bulan puasa kaya ada di kuburan saja pasar sekarang. Tahun ini paling parah karena pajak naik," keluhnya.
Untuk diketahui, harga barang elektronik memang diakui oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komoditi Elektronik (Apkonik), Deni Irawan tidak terlalu terkena imbas dari adanya konflik Iran-Israel. Ia menyebut harga terbilang masih stabil.
"Dalam dunia elektronik sendiri masih terbilang aman. Daya beli juga masih stabil," ujarnya.
Namun begitu, Deni mengatakan para pegiat usaha elektronik perlu melihat dan bisa beradaptasi untuk mengantisipasi kenaikan harga serta penurunan daya beli karena konflik Iran Israel. Pasalnya, menurutnya, lonjakan harga elektronik tentu tetap bisa terjadi.
Ia juga menyampaikan bahwa situasi ekonomi dan keuangan global serta tensi geopolitik yang sangat tinggi dapat membuat kemacetan ekspor, karena bisa memperburuk kekurangan bahan semikonduktor.
(FRI)
